"Mas Barra?" panggil Gita pada orang di belakangnya. Dan saat Gita melihat siapa yang menutupi matanya, wajah yang penuh kegembiraan walau sudah basah dengan air mata, langsung berubah kaget.
"K-Kak Sean?" ucap Gita terbata dengan mata yang terbelalak bersamaan dengan secercah harapannya yang hancur berkeping lagi.
"Aku Sean, Git. Bukan Mas Barra," jawab Sean dengan nada datar dan terdengar kecewa.
Walau Sean iba dengan Gita yang terlihat hancur saat ini, tapi Sean gagal menutupi kekecewaanya pada Gita.
Sean melepaskan satu tangannya yang digenggam oleh Gita. Dan berbalik badan serta menarik pelan tangan Gita.
"Aya di mobil sama Rindu. Ayo, sebelum Aya bangun!" ucap Sean masih dengan nada bicara yang sama.
Gita yang masih bingung dan sedih bukan kepalang menurut saja saat tangannya digiring Sean untuk melangkah.
Baru beberapa langkah berjalan, hati Sean terasa sakit karena sudah kecewa pada Gita yang saat ini dirundung kesedihan.