Kalimat yang diucapkan Kepala Sekolah barusan, terdengar seperti petir yang tanpa hujan dan angin menyambar bumi. Dan getarannya ikut merambat ke hati Gita dan keluarganya.
Gita menutup mata, merasakan hatinya yang kembali sakit. Namun, ia coba tegar. Karena memang sudah dibayangkan oleh Gita, akhir ceritanya akan seperti ini.
Dari jauh hari setelah ia mengetahui kehamilannya, Gita telah ikhlas menerima kemungkinan terburuk, di mana ia akan mendengar kalimat pemecatannya dari sekolah.
Walau sudah dibayangkannya, namun hari ini ketika telinganya yang mendengar langsung keputusan itu, nyatanya teramat mengiris hati.
'Aku sudah ikhlas, Ya Allah. Akan seperti apa masa depanku dengan anakku. Tapi, aku tetap mengharap jalan hidupku bahagia bersama anakku walau bagaimana caranya, ucap Gita dalam hati dengan matanya yang masih terpejam.
"Sebagai wali Gita, saya meminta kebaikan pihak sekolah untuk mempertimbangkan lagi keputusan untuk memberhentikan adik saya, Pak!"