Shaw yang tengah menuliskan resep obat pasiennya itu teralih pada layar ponsel yang menyala, ia melirik dengan membaca nama si penelepon itu. Terlihat nama Noah terpampang di layar ponsel.
Awalnya ia tak ingin mengangkatnya, tapi tiba-tiba saja perasaan lelaki itu terasa tak enak. Ia meletakkan bolpoin itu dan memberikan secarik kertas yang tertulis resep. Kemudian, ia memberikannya kepada pasien yang ada di hadapannya.
"Ini resep obat dan vitamin harus rutin di minum," ucap Shaw dengan senyuman. Pasien itu mengangguk sambil tersenyum, ia mengambil kertas itu dan bangkit dari kursinya.
Saat Shaw menoleh pada ponselnya, panggilan itu sudah berakhir. Ia menoleh pada suster yang sedang merapikan dokumen yang ada di meja. "Sus, sudah tidak ada pasien—" ucapannya terhenti ketika ada panggilan lagi dari Noah. Shaw mendengus.
Apa dokter magang itu sedang senggang? Sehingga mengganggu untuk mengusir rasa bosannya itu? Pikir Shaw.
