Kevan yang mendengar jawaban mamanya hanya tersenyum samar dengan menatap mamanya.
"Kenapa mama marah? Kevan justru setuju dengan apa yang di rencanakan oleh mereka semua, karena ini semua memang kesalahan kita. Kita yang memulai, dan Alena yang mengakhiri itu semua dengan cara bersandiwara. Apa mama tidak peka dengan semua ini yang terjadi? Apa Mama tidak paham dengan alasan Alena melakukan itu semua? Alena melakukan ini, tentu dia mempunyai alasan khusus." Kevan berjalan mendekat pada Meika dengan tersenyum yang sulit diartikan.
"Dan sayangnya … mama tidak paham dengan maksud Alena. Dan untuk lo, Lin. Jangan cari gara-gara! Lo mau marah sama Alina? Lo mau marah sama gue karena gue udah bohongin lo? Silakan! Sejak awal emang lo yang selalu bikin Alena celaka! Kalo punya otak di pake! Dulu gue diem sama tingkah lo, tapi kalau sekarang lo berani macem-macem sama Alena …."
"Jangan harap bisa hidup tenang di dunia ini!"
***