"Berat ya, Len?"
Kepala Alena yang menunduk kini perlahan terangkat dengan menatap Kevan lekat."Maksud lo?"
"Kevan tersenyum dengan menggelengkan kepalanya. "Enggak apa, lupakan. Btw, udah malem. Gue anter ke apartemen lo, kuy."
Alena tersenyum tipis. "Enggak usah kak, gue bisa sendiri. Lagian deket juga kan."
"Udah enggak apa-apa, gue anterin," ucap Kevan yang kekeh yang langsung mengambil kantung plastik belanjaan Alena. ia bangkit dari duduknya terlebih dahulu, dan langsung menggandeng tangan Alena. "Gue gandeng, biar tangan lo enggak kedinginan," ujar Kevan tersenyum manis.
Namun saat ingin melangkah, tiba-tiba saja seoran lelaki membuka pintu café itu dengan memanggil nama Alena.
"Len," panggilnya yang langsung menyadari saat melihat Alena di hadapannya.