Keesokan harinya, Anin bangun lebih awal dari biasanya. Dia terbangun lebih dulu dari yang lain. Anin sengaja melakukan itu, dia ingin memasak sarapan di dapur. Anin ingin membantu meringankan beban Isabel. Selama ini Anin merasa kasihan pada Isabel yang terus bekerja keras mengerjakan pekerjaan rumah tanpa bantuan dari siapa pun. Seusai shalat istikharah , Anin memutuskan untuk tidak tidur kembali dia lebih memilih mengaji sebentar lalu langsung pergi ke dapur.
Di dapur Anin mulai menyiapkan segalanya. Hari ini Anin ingin masak nasi kuning untuk sarapan semua orang. Anin mulai meracik bumbu-bumbu untuk nasi kuning. Dia juga akan memasak ayam goreng.
"Mumpung masih sangat pagi, aku akan masak makanan yang sedikit menantang. Hehe, semoga berhasil," celoteh Anin.
Saat Anin sibuk meracik bumbu, Siska yang saat itu ingin mengambil air ke dapur, dia melihat Anin di dapur. Siska jadi tertarik untuk memancing emosi Anin. Siska langsung menghampiri Anin.
