Chereads / Menuju Puncak Kekuasaan / Chapter 4 - Chapter 4

Chapter 4 - Chapter 4

Setelah berbincang-bincang dengan Adi dan mengetahui bahwa jawaban Adi sama semua dengan jawaban yang ada di tutorial, Beru lebih yakin bahwa ramuan itu pasti ada, Beru ingin mendapatkannya segera.

Tapi tidak sekarang, hari sudah mulai gelap.

Keesokan harinya Beru bangun dari tempat tidurnya, melihat kesamping bahwa Adi masih tertidur, Beru memanggil systemnya sekali lagi.

'System, Status'

[Nama : Beru

Level : 1

Class : Tidak ada

Health : 20

Stamina :20

Mana :20

Kekuatan :5

Kelincahan :5

Ketangkasan :5

Intelijen : 5

Vitalitas :10

Kemampuan aktif:

Kemampuan Pasif:

]

Ketika Beru melihat statusnya saat ini, ia hanya dapat menggelengkan kepala.

System memiliki tiga fungsi, Status, Inventori tak terbatas, dan Misi.

Beru bangkit dari tempat tidurnya, dan mulai mengemasi barang-barangnya dan memasukan semua barangnya kedalam Inventori system.

Setelah selesai berkemas, Beru membersihkan dirinya dan mengganti pakaian sederhana.

Kelas akan mulai pada pukul sembilan, tetapi ia tidak memiliki minat mengikuti kelas tersebut, bahkan universitas Hunter ini tidak memberikan manfaat yang signifikan baginya lagi.

Menoleh ke teman sekamarnya, melihat bahwa ia tertidur lelap, Beru meninggalkan kamarnya dan pergi ke gerbang universitas, dan pergi menuju tujuan barunya.

Tujuan barunya adalah Amerika, Guild Truth sebagai Guild Alcemist Hunter nomor satu di dunia.

Melihat jumlah uang digital di handphone miliknya, Beru hanya menghela nafas, ia benar-benar miskin sekarang, dan dengan uang yang dimiliki sekarang, Beru hanya dapat yakin bahwa ia dapat sampai di Amerika, tetapi tidak dapat pulang kembali ke Indonesia.

'Ini akan menjadi perjalanan yang sangat panjang'

Dengan pandangan terakhir di universitas, Beru segera berjalan menuju tujuan barunya.

Perjalanan ini membutuhkan 3 hari perjalanan normal, menggunakan transportasi umum, jaman dimana dunia modern maju, tidak di butuhkan lagi pesawat, dan transportasi umum saat ini, bahkan dapat melintasi berbagai negara dengan aman.

Jika Anda bahkan memiliki jumlah uang yang banyak, anda bahkan dapat menggunakan portal teleportasi ke negara-negara lain, sayangnya Beru saat ini benar-benar miskin.

Perjalanan berjalan lancar, tiga hari kemudian Beru berada di stasiun terakhir di Amerika, dan kebetulan Guild Truth berada tidak jauh dari stasiun kurang dari 30 menit berjalan kaki.

Beru berjalan menuju Guild, dan di perjalanan banyak promosi, ajakan untuk para Hunter yang ingin menjadi Alcemist.

Mungkin karena tempat ini berada di wilayah Guild Erest, banyak Alcemist yang berada di jalanan, bahkan banyak toko-toko berjualan peralatan Alcemist.

Tidak terasa waktu berlalu, dan Beru sampai ditujuannya, Tempat yang dituju Beru adalah tempat yang luar biasa, meski dari luar terlihat bangunan biasa, tetapi ketika kalian masuk, luas dalam bangunannya hampir tak berujung.

Jika kalian memperhatikan, kalian dapat melihat bahwa tempat ini telah dibangun dengan susunan Alcemist tingkat tinggi, bahkan yang mengandung elemen Ruang yang sangat langka.

"Halo Tuan ada yang bisa kami bantu?"

Ketika Beru sedang melihat sekeliling, seorang resepsionis memanggilnya, dan menanyakan keperluan dirinya dengan suara yang ramah, yang dapat mengakibatkan perasaan baik padanya.

"Oh, benar, jika tidak salah, Profesor Vandolf sedang mencari seorang relawan untuk mencoba ramuan barunya."

"Oh benar, apakah anda ingin menjadi relawannya?"

"Sebelum itu bolehkah saya bertanya berapa persentase keberhasilannya?"

"1%"

Jawab resepsionis singkat, Resepsionis tahu betul akan resiko menjadi relawan, karena semua resiko negatif akan berakibat pada relawan, bahkan sudah banyak kematian yang terjadi karena ini, dan untuk Ramuan baru yang di buat Profesor Vandolf adalah ramuan baru, tetapi sudah beberapa relawan yang mencoba peruntungan, dan semua menjadi cacat mental.

"huh... kalau boleh tahu sudah berapa kali relawan yang sudah mencobanya?"

"Coba kulihat..."

Resepsionis mengambil sebuah buku, dan setelah beberapa saat resepsionis menemukan apa yang ingin Beru cari.

"Tiga puluh dua kali relawan, dan mereka semua menjadi lumpuh..."

"Baiklah, saya akan mendaftar menjadi relawan, tetapi dengan satu syarat"

"Mari aku dengarkan syarat anda terlebih dahulu"

Resepsionis melihat pemuda itu dan terus berpikir.

'Sekarang adalah saat-saat krisis penelitian ramuan Profesor Vandolf'

Beru melihat Resepsionis itu, ia cukup yakin bahwa Syarat yang akan dia ajukan diterima, dan Beru juga yakin tidak ada yang mau menjadi relawan ramuan Profesor Vandolf karena ia mendapatkan julukan Alcemist Gila, hampir setiap penemuan yang ia ciptakan adalah kegagalan, tetapi sekali berhasil, itu akan menciptakan keajaiban.

"Tidak perlu khawatir syarat yang saya ajukan adalah, melihat ramuan terlebih dahulu sebelum memutuskan meminumnya atau tidak"

Beru menjawab dan tersenyum, Resepsionis melihat Beru dan mengangguk lega, karena syaratnya masih dalam jangkauan yang dapat ia terima.

"Baiklah, tunggu sebentar...."

Resepsionis mengambil telepon dan sepertinya dia sedang memberitahu seseorang, setelah percakapan yang singkat, resepsionis kembali mengalihkan perhatian kembali ke Beru.

"Maaf sebelumnya, dapatkah anda membantu saya mengisi formulir ini?"

"Tentu"

Beru melirik formulir yang diberikan kepadanya, dan ada pertanyaan normal biasa, seperti Nama, Asal, dan sebagainya.

Dan dikalimat paling bawah ada persyaratan yang diminta Beru, Beru mengangguk dan mulai mengisi formulir itu.

Setelah selesai mengisi, Beru memastikan ulang pada formulir tersebut, setelah Beru yakin, ia segera memberikan formulir itu kembali ke Resepsionis.

Resepsionis melihat formulir, dan setelah memastikan tidak ada yang kosong, Resepsionis itu mengangguk.

"Baiklah, mohon ditunggu sebentar Tuan Beru"

Beru mengangguk dan berbalik mencari tempat duduk yang kosong.

Setelah beberapa saat, Seorang remaja memakai seragam magang Alcemist datang.

"Mohon maaf siapakah diantara kalian yang bernama Beru?"

Alcemist magang itu mencari sekeliling diantara beberapa orang, dan ketika ia sedang ingin bertanya sekali lagi, seorang Remaja tampan berambut hitam mendekatinya.

"Mungkin, saya yang anda cari"

Magang itu melihat Beru dari atas sampai bawah, menghela nafas dan menyuruh Beru mengikutinya, dan ketika dalam perjalanan ke laboratorium, remaja magang itu tiba-tiba berbicara.

"Kamu masih muda, mungkin seumuran denganku, seharusnya jangan putus asa terlalu cepat, dan bertaruh pada suatu hal yang tidak pasti"

Beru yang mendengar kata-kata tersebut terkejut, lalu tersenyum kecut, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa, dan terus mengikuti remaja magang itu.

Melihat bahwa orang yang mengikutinya tidak mengatakan apa-apa, remaja itu hanya menggelengkan kepalanya, dan terus berjalan menuju laboratorium, setidaknya ia telah memperingatinya.