Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Waiting My Love

Pirrossh
3
Completed
--
NOT RATINGS
8.4k
Views
Synopsis
Nadia, cewek SMA biasa yang lugu. Ia menyukai seorang cowok sekelas yang jarang berbicara dengannya. Suatu ketika ia mendengar pembicaraan orang yang disukainya dan terlibat dalam kesalahpahaman. Walaupun hatinya sakit, ia pun sudah tak peduli. Apakah kesalahpahaman itu bisa di selesaikan baik-baik? Karyaku jaman SMA yang kusimpan disini sayang kalau di buang ^-^ semoga ada yang berkenan membaca ya, thanks... note: saya bukan pemilik background sampul
VIEW MORE

Chapter 1 - Part 1

"Krrrrrrriiiiiiing,.!!" Akhirnya bel pulang bunyi juga. Rasanya pelajaran hari ini sungguh melelahkan di tambah tugas yang semakin hari semakin menumpuk. Aku pulang sendiri lagi, Arin sahabat senasibku gak masuk sekolah katanya sedang ada urusan keluarga di jogja. Sepi kalau gak ada dia.

"Nadia...….!" Tiba-tiba seseorang memanggil dari belakang dan berlari mengejarku.

"Eh, Marga..…ada apa? Gak biasanya!"

"Sori.,.sori lu belum mau pulang kan?" Tanya marga.

"Belom emang kenapa?" Tanyaku penasaran,. "wah gak biasanya nih anak ini mau ngomong ma aku." Batinku. Semua juga tau kalau si Marga itu cowok yang masuk daftar 10 cowok paling charming di sekolah dan emang jarang ngomong ma anak-anak yang biasa-biasa aja dan anggapnya cupu juga polos bin gak populer pula, mungkin aku termasuk dalam daftar itu. Bahkan bisa di itung dengan jari ngomong ma aku berapa kali. Pokoknya gak level kayaknya dia deh.

"Nad, aku mau pinjam buku catatanmu lah please...!" Tanya Marga memelas seperti anak kucing minta makan, melihat matanya aku gak tega.

Tapi kuakui tiap melihat dia hatiku runtuh dan luluh emang sih kadang rayuannya menyebalkan. " Emm... ya udah deh.. nih bukunya tapi besok di kembaliin ya... soalnya aku mau ngerjain tugas nih." Aku agak sedikit salting.

"Sipz.. beres deh, aku pulang dulu...udah di tungguin si Dani tuh..!Eh makasih ya bukunya!"Marga berjalan melewati koridor sekolah sambil mengeluarkan jurus andalannya mengibaskan rambut dengan tangan dan mengeluarkan senyum khasnya, yah biasalah sambil TP-TP (tebar pesona). Tapi menurutku kayak di sinetron aja, harusnya di tambah kipas angin tuh biar cewek-cewek tambah klepek-klepek , ha..ha..aku jadi geli sendiri.

####

Jam istirahat ke dua aku menceritakannya pada Arin di kantin. Kadang Aku menyogoknya makan di kantin agar mau diam soal rahasiaku. Arin udah tahu aku suka ama Marga sejak aku masuk SMA. Arin gak pernah bermulut ember dan gak suka bongkar rahasia.

"Emang kenapa gak pinjam buku ma yang lain aja?"Tannyanya.

"tadi sih pas dia ngembaliin buku aku Tanya gitu. Katanya udah pada pulang. Tapi kemarin aku lihat Arya masih di sekolah tuh."

"Kenapa sih lu masih aja suka ma cowok gak bener dan sok-sok an gitu. Ngomong aja jarang ma anak seperti kita, dia Cuma mau manfaatin lu aja!" Cibir Arin.

"Aku juga gak tahu. Tapi kemarin itu adalah moment dua menit yang berharga untukku, you know lah...."Aku bertanya pada diriku sendiri kenapa aku begitu bodoh mengagumi Marga. Aku hanya berani curi-curi pandang.

"Nadia,.,. ihh kok melamun sih.,,.udah deh jangan mikirin dia terus. Udah bel nih...ayo balik ke kelas!"

Setelah pulang sekolah aku janjian sama arin pergi jalan-jalan untuk sekedar menghilangkan stress. Mencoba-coba makanan baru layaknya wisata kuliner. Tidak lama sih Cuma sebentar, lalu aku pulang. Baru masuk kamar mama udah memanggilku. "nadia ...nadiaaa.. !!"

"ada apa ma.?"

"tadi ada temanmu kesini fela titip undangan ulang tahun buat kamu, malam minggu besok, nih..."mama ngasih undangan itu.

" hah besok,,, males banget yach..padahal aku mau ngadain ritual istirahat aduuh, paling yang datang si gerombolan geng fela"gerutu ku. Lagi pula di undangan tersebut temanya costum berbau hellowen.

"aku bingung pakai kostum apa ya ma?"tanyaku

"eh,, dulu kamu pernah ikut drama kan temanya kan sama, kayaknya mama masih nyimpen baju nenek sihir itu deh, bentar mama cari dulu."mama menggeledah gudang, dan akhirnya ketemu juga bajunya yang sudah buluk.

"tapi ma,,,?"

"udah gak apa-apa nanti biar mama yang nyuci, kan besok mau di pakai"

"ya udah deh aku pasrah saja... " menuruti kata mama.