55. Merasa Hampa
Aku Aku adalah gadis yang masih memiliki seorang ibu namun cepat tidak memiliki seorang ibu. Aku adalah gadis malang, yang bercita-cita kan tinggi.
Aku hanya berharap jika suatu saat nanti semua yang aku impikan ini bakalan tercapai. Hanya saja sekarang aku menjadi bimbang, sekarang aku adalah seorang istri, yang otomatis harus mengikuti apa kata suamiku. Semua perkataannya wajib aku patuhi selama itu masih dalam kebenaran.
Lalu bagaimana dengan cita-citaku, apakah aku masih bisa mengerjakannya?
Sedangkan aku tidak tahu seperti apa ke depannya hidupku.
Aku tidak tega, bila ku harus menyakiti hati mama mertuaku. Dia sudah begitu baik padaku, bahkan dia sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri.
Dia tidak membeda-bedakan yang mana nak kandungnya jadi yang mana menantunya, apakah nanti jika perjanjian ini sudah selesai mana mertua aku akan bisa menerimanya?
Meskipun aku pergi dengan meninggalkan cucu untukknya.