48. Menahan Rasa
Tidak ada yang bisa menyembuhkan kesedihan selagi kita masih terpemjara di dalam kesedihan itu sendiri.
Tidak!
"Kenapa dengan kau hari ini?" tanya Deka.
"Memangnya aku kenapa," sahut Fanya. Gadis itu menjawab tanpa mengalihkan perhatian dari ponselnya.
Saat ini Fanya sedang duduk di ruang Tv. Ia menunggu kepulangan Deka, ya sebagai seorang istri yang patuh. Hanya itu saja.
"Keu terlihat berbeda hari ini," ucap Deka.
"Hanya perasaanmu saja, aku biasa saja!" tukas Fanya.
"Mengapa kau tidak berterus terang saja, bicaralah jika memang kau sedang tidak baik-baik saja. Tidak usah di pendam seperti itu," terang Deka.
"Sudah ku katakan bukan kalau aku baik-baik saja, karena kau sudah pulang. Aku mau tudur dulu," pamitnya.
Baru saja Fanya bangkit dari duduknya, tanganya sudah di cekal oleh Deka.
"Tolong beri penjelasan, jangan seperti anak kecil. Saya tau kau sedang tidak baik-baik saja!" pintanya.
"Tolong lepaskan, aku mau istirahat!" ujar Deka.