Sementara itu, di Dunia Material.
....
....
"He-he-he. Sekarang mari kita lihat sekuat apa dirimu!"
*Tssshhhh*
"Ahhhhhhh!"
Cambuk diayunkan sekuat tenaga, meninggalkan bekas luka bakar di kulit putih pria itu. Dia menjerit kesakitan. Tidak peduli apa yang dideritanya sebelumnya, dia tidak pernah merasakan hal seperti ini.
"Oh, jeritan yang luar biasa! Biarkan aku mendengarnya lagi!"
Dengan kata itu, Kepala Penyiksa mengayunkan cambuknya lagi. Tidak ada rasa kasihan pada pria itu. Nampaknya dia menikmati hal ini.
"Ini hanya salah paham ...," Dia hanya bergumam, dengan wajah yang tertutupi oleh rambut panjangnya.
Tetapi, seperti yang dia katakan, itu memang salah paham.
Pertama-tama, itu terjadi beberapa tahun silam.
....
.....
Bocah rambut hitam itu mengayunkan pedangnya sekuat tenaga. Wajahnya terlihat bahagia, seolah dia menikmati waktunya. Apa yang ingin ia capai adalah menjadi seorang Ksatria No. 1 Kekaisaran Timur. Dia berlatih keras hanya untuk mencapai tujuan tersebut.
Di bawah perawatan Rumah Count Barah, segala fasilitas tersedia untuknya. Jelasnya, rumah bangsawan itu makmur. Apapun yang ia inginkan pasti terpenuhi, mengabaikan bagaimana cara mengabulkannya.
"Kai, apakah Kamu sungguh-sungguh ingin menjadi Prajurit Kekaisaran Timur? Bukankah menjadi ksatria kerajaan ini sudah cukup? Maksudku, itu sangat sulit mengingat betapa kuatnya individu-individu di sana."
Sang ibu pernah bertanya seperti itu. Tetapi si bocah, Kai Barah, hanya menjawab: "Tidak masalah, Ibunda. Sesulit apapun rintangannya, aku tetap akan berusaha!"
Sang ibu hanya tersenyum kecut, kemudian mengelus-elus rambut hitam bocah itu. Bagaimanapun, dia masih kecil. Mungkin ketika dia sudah besar nanti impian tersebut akan memudar dengan sendirinya.
Rumah bangsawan itu sendiri berada di Kerajaan Inquinavi, kerajaan kecil dibawah kekuasaan Kekaisaran Timur(Nama resmi: Aliansi Berdaulat Kekaisaran Naska-Namrium Ulmeria).
Kekaisaran Timur adalah negara yang homogen. Mereka memerintah melalui kekuasaan, menaklukkan dan menjarah, maniak pertarungan yang sesungguhnya. Keyakinan satu-satunya "Kekuatan adalah segalanya" memungkinkan siapa pun untuk mencapai kebesaran selama mereka kuat. Dan, dengan begitu saja mereka mampu menaklukkan negara kecil seperti Kerajaan Inquinavi tanpa banyak usaha.
Tetapi, alih-alih takut, Kai Barah menaruh kekaguman terhadap orang-orang Kekaisaran, layaknya anak kecil yang mengagumi super hero mereka. Dan, dari sekian banyaknya orang yang paling ia junjung adalah Pahlawan Rudra. Itu tumbuh ketika ia mendengar sepak terjang kepahlawanannya.
Terlepas dari ambisinya untuk mendominasi dunia, Pahlawan Rudra —— yang sekarang sudah menjadi Kaisar —— selalu membantu sesamanya. Dia menolong tanpa pamrih, dan melakukan apa saja untuk kepentingan manusia. Meskipun, setelah menjadi Kaisar kebaikan tersebut seakan menghilang. Namun Kai percaya bahwa Pahlawan Rudra masih membantu semua orang meskipun itu tidak diperlihatkan ke permukaan.
Dan, dengan itu, Kai Barah terus memoles kemampuannya untuk menjadi Ksatria No. 1 Kekaisaran Timur. Dia mengabaikan kehidupan romansa kebangsawanan, dan lebih memilih untuk berlatih menjadi kuat.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tanpa disadari dia telah berkembang dan menjadi kuat. Di seluruh akademi di kerajaan Inquinavi, dia dianggap sebagai murid terkuat entah di bidang fisik maupun sihir.
Akhirnya, satu langkah telah dilalui oleh Kai. Hingga pada usia 19 tahun ....
"Cantiknya ...."
Dia jatuh cinta pada pandangan pertama untuk putri raja Kerajaan Inquinavi——Canary ulf Inquinavi. Kecantikan surgawi oleh mata biru langit menggoda dirinya.
Sebaliknya, putri kerajaan itu juga jatuh cinta oleh ketampanan dan kekuatan Kai Barah. Hanya dalam beberapa kali pertemuan, sang putri menghadap ke ayahnya dan berkata, "Ayahanda. Aku ingin berhubungan lebih serius dengan Kai Barah!"
"Apakah Kamu yakin?" Sang raja memiliki keraguan. Tetapi sepak terjang Kai Barah lebih dari cukup untuk membuktikan kepantasannya. Melihat betapa senangnya putrinya, sang raja memberikan restu untuk hubungan keduanya.
"Baiklah. Dia adalah orang yang baik. Kamu pantas memilikinya."
Akhirnya dua orang yang sedang kasmaran itu melangkah ke jenjang pernikahan. Senyuman kebahagiaan terus muncul mengisi kebersamaan mereka. Mereka tidur bersama. Mereka bermimpi untuk mengisi kerajaan itu dengan cinta sebagaimana mereka terus bersama.
Namun, tiba-tiba kerajaan itu ditutupi oleh awan gelap.
"Tidak bisa dimaafkan. Kenapa dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan ...!"
Api kecemburuan datang dari adik Kai Barah. Meskipun mereka berdua adik-kakak, perbedaan terlihat jelas di segala bidang. Kai Barah adalah anak yang tampan, baik, dan bisa melakukan apa saja seolah dicintai dewi.
Sebaliknya, adik Kai barah—Filius Barah adalah seorang anak yang buruk rupa, gendut dan selalu gagal melakukan pekerjaan. Dia seperti perwujudan dari keburukan. Seperti bangsawan pada umumnya, dia memanfaatkan apapun untuk mencapai tujuannya. Jika dia tak mendapatkan apa yang ia inginkan, dia akan merengek pada orang tuanya.
"Sekarang, giliran aku untuk bersinar. Aku akan mengambil semua yang kau miliki, Kakak!"
Seringai jahat terbentuk di wajah penuh lemak Filius. Rasa iri dan kecemburuan telah mengisi dirinya. Dia mengumpulkan semua bangsawan yang juga membenci kakaknya. Dan, dengan begitu rencana jahatnya telah dimulai.