"Ichi-ni-san-nya~ Ari contol!"
Di masa kebosanan ini, aku menembakkan beberapa Sihir Elemental ke segala arah. Jangan pedulikan kena atau tidaknya. Aku hanya ingin menguji bagaimana teori sihir-ku bekerja.
Lantunan musik yang dimainkan Google-san membakar semangatku, bersama dengan ledakan-ledakan api yang terjadi di berbagai tempat.
⟨⟨Lapor. Seluruh iblis yang ada di ruang lingkup anda telah binasa.⟩⟩
Ah ... Pemberitahuan itu mengisi hatiku dengan ketenangan. Bagaimanapun, aku ingin menonton Youtube. Tetapi keberadaan iblis-iblis yang tak terhitung jumlahnya ini selalu menganggu aku.
"Bakar!"
Sebagai gantinya, aku mempelajari sihir dasar yang biasanya dikuasai oleh iblis sekelas Lesser Demon. Kebanyakan dari mereka menembakkan sihir api melalui tanduknya. Itu sudah menjadi kemampuan bawaan, sekalipun mereka tidak memiliki ego.
Lalu, pertanyaannya: Apa itu sihir?
Nah, tidak ada pengertian pasti. Tetapi menurutku sihir adalah: Sistem konseptual untuk memproyeksikan ide menjadi kenyataan melalui media, salah satunya Magicule.
Sihir memiliki banyak cabang yang sulit diuraikan. Yang paling dikuasai oleh kebanyakan mahluk adalah Sihir Elemental. Dengan banyaknya mantra yang bertebaran, tidak diragukan lagi kalau ini yang paling mudah.
Melalui keterampilan Chantless dan Paralel Processing, aku mampu melepaskan dua atau lebih sihir dalam waktu yang sama. Belakangan ini, aku sedang mengembangkan sihir dengan menggunakan beberapa anime sebagai referensinya. Yah, terima kasih untuk Google-san yang telah mencarikan web fandom-nya.
"Hm?"
Tekanan berat tiba-tiba terasa. Ketika aku mendongak, sesosok iblis buruk rupa terlihat dari atas. Aku tidak yakin apakah dia terbang. Itu lebih seperti dia berdiri di atas lantai kaca. Apakah Dunia Roh ini memakai konsep layer? Aku tidak tau.
"Yo, Senior!"
Beri sapaan ringan, kemudian pasang senyuman manis. Aku ingin melihat apakah dia akan terpesona oleh kecantikan aku. Tetapi sangat disayangkan, dia hanya berdiri tanpa berkata sepatah kata pun.
... Apakah Kamu tidak memahami ucapan aku?
"Yah, aku mulai kesal denganmu."
Memanfaatkan daya ledak dari sihir api yang aku ciptakan, aku berpindah ke depan iblis itu. Dia terkejut dan mencoba mundur, tetapi sudah terlambat karena salip besar-ku menembus tubuhnya, melenyapkannya seperti sobekan kertas yang terbakar. Ternyata dia tidak terlalu kuat. Aku sedikit berharap untuk bertemu dengan salah satu Primordial Demon.
"Ho ... Begitu."
Setiap kali aku membunuh iblis, aku selalu mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mereka. Kali ini apa yang aku dapatkan cukup menarik: Iblis ini ... diperintahkan oleh Black Primordial Noir?
"Langsung terkabul dong!"
Entah kenapa "jantung" aku berdetak kencang. Perlu diketahui, Black Primordial Noir merupakan salah satu Leluhur Iblis terkuat yang menjadi bawahan Rimuru Tempest. Sebaliknya, ini memberitahu bahwa aku bereinkarnasi sebelum dia menjadi bawahannya.
... Sebagai pertanyaan, tahun berapa ini?
Dalam rasa kesenangan ini, aku berangkat ke tempat Noir. Ingatan iblis yang aku bunuh sangat membantu. Terlebih lagi, dengan adanya Google-san pendeteksian eksistensi kuat lebih mudah untukku.
"Itu dia."
Iblis cantik yang berpakaian pangeran ... Tidak salah lagi—Dia pasti Black Primordial Noir. Rambut hitam dengan sedikit garis merah; mata emas diantara sklera hitam ....
Uh ... melihatnya secara langsung entah bagaimana memberikan kesenangan tersendiri. Seandainya aku benar-benar seorang wanita, aku pasti akan berteriak "Kyaaa ... Noir-chan wangy, rahimku anget!", atau semacam itu. Tetapi karena aku masih waras, Keqing tetaplah yang paling wangy.
"Hei, Noir. Ayo bergelut!"
"Kfufufu ...."
Dia berbalik sembari tertawa menyeramkan. Terlepas dari penampilannya, kekuatan yang dipancarkan benar-benar dahsyat. Inikah kekuatan dari Primordial Demon? Itu mengerikan hingga pundak aku merasa terbebani.
"Tentu," balasnya.
Aku memasang kuda-kuda. Salip besar ditarik, kemudian diayunkan sesekali. Google-san, disisi lain, selalu siap setiap saat untuk memaksimalkan kinerja pikiranku.
"Huh?"
... A—apa yang terjadi? Sejak kapan dia bergerak? Aku tidak melihat gerakkannya. Tanpa kusadari, kepalaku sudah jatuh meninggalkan tubuhku yang masih berdiri. Apa-apaan ini. Bagaimana dia bergerak secepat itu. Dan juga, kenapa aku bisa setenang ini? Aku akan mati lho?!
Akibat pikiran yang dipercepat, kesadaran masih ada dalam diriku meskipun anggota tubuhku terpecah. Aku bisa melihat wajah Noir yang tersenyum. Terlebih lagi ... Hei, Google. Bagaimana ini?!
⟨⟨Tidak ada masalah. Setelah Anda mati, kebangkitan akan segera datang untuk Anda tanpa jeda waktu.⟩⟩
A−apa?! Kenapa kau begitu tenang seperti ini? Kau membiarkan Tuan-mu mati begitu saja?!
⟨⟨Tentu saja. Dengan adanya keterampilan Self-Resurrection EX, Anda dapat bangkit terus-menerus sekalipun Tubuh Spiritual Anda hancur. Lalu, apa yang harus saya khawatirkan?⟩⟩
Aku ingin berteriak keras dan memukul Google-san di dalam kepalaku.
Ugh ...!
Lama-kelamaan, pandanganku mulai kabur dan menghitam. Bagaimanapun, aku akan mati. Namun ketenangan terus mengisi hatiku seperti ketika aku membunuh. Yah, seharusnya ini menjadi hal biasa karena aku bukan manusia lagi.
... Kalau begitu, selamat tinggal. Aku mencintaimu, Keqing.
*****
"Uhm ...?" Aku membuka mataku pelan sembari memeriksa setiap anggota tubuhku. Begitu kusadari, kepala dan tubuhku sudah bersatu lagi. Apakah aku benar-benar bangkit kembali?
... Kurasa iya karena aku masih berwujud gadis berambut pirang-merah muda. Selain itu, sosok pangeran cantik masih berdiri di depanku —— itu Noir.
Sungguh, terima kasih untuk VoTW karena sudah memberiku skill Self-Resurrection EX. Memang rasanya aneh untuk berterima kasih pada sistem dunia yang oleng. Tetapi mau bagaimana lagi, kesalahan penafsiran dari VoTW malah memberiku skill yang sangat membantu.
"He-he-he-he. Kebangkitan diri, ya? Begitu ... seperti yang diharapkan dari Iblis unik," Noir bergumam sambil terkekeh. Mata cantiknya menatapku tajam, seolah menyelam ke dasar jiwaku. "Selain itu, Kamu bangkit setelah kematian kamu yang belum menyentuh 1 menit ... betapa mengejutkan."
Untuk menanggapi Black Primordial Demon yang terkenal keanehannya, kamu juga harus bersikap aneh. Maka, aku berdiri dan mendekatinya sambil membusungkan dada.
"Tentu saja. Aku 'kan kuat. Kematian aku barusan hanya untuk menguji seberapa kuatnya dirimu."
"Hee ... Begitu, ya. Maka izinkan aku untuk membunuhmu sekali lagi!"
"Eh?"
Diablo menjentikkan jarinya. Kemudian, apapun yang ada di sekitarku tiba-tiba berhenti. Tidak mungkin ... Mungkinkah ini keterampilan Noir? Kalau tidak salah, ini adalah Keterampilan Uniknya — Temptation?
"T—tunggu! Noir, Diablo, atau siapapun ... A—aku hanya bercanda!"
"Kfufufu ...!"
"Gyaaaaaa!!!"