Happy Reading ^_^
🔪🔪🔪
Di titik tertinggi jabatan Namjoon sekarang bukanlah tanpa perjuangan.
Ia bahkan mempertaruhkan nyawanya bahkan sampai koma selama dua minggu, belum serta tes berat yang harus ia jalani dalam menaikkan satu kasta.
Semua itu bukan berasal dari yang banyak atau koneksi orang dalam, Namjoon murni memperjuangkan segala hal untuk jabatannya menjadi kepala kepolisian terbaik.
Namun, hari ini Namjoon diremehkan.
Pengeboman di pernikahan Tuan Hong dan kematian Kang Seulgi di waktu yang sama membuatnya kewalahan.
Setelah diselidiki pengeboman itu dilakukan oleh pemberontak dari kasta 8, sedangkan pembunuhan Kang Seulgi belum diketahui siapa pelakunya, yang pasti, mereka yakin, jika itu dilakukan oleh 'V'.
Para anggota kepolisian dan para petinggi pun mengolok-olok Namjoon karena dinilai tidak becus menjalankan tugasnya.
Belum lagi, kerajaan pun sekarang ikut campur dalam jabatan Namjoon, karena V, pria itu masih belum ditangkap dan identitasnya masih belum jelas.
Pada hari berikutnya, Namjoon menuju tempat kejadian perkara untuk melakukan investigasi berlanjut, didampingi detektif Min bersamanya.
Saat melakukan investigasi, wajah Namjoon yang biasanya semangat menjalankan tugas, berubah murung drastis dan sangat pucat, kentara ia tidak tidur sama sekali memikirkan hal ini.
Yoongi yang mengerti keadaan Namjoon mencoba memberinya semangat.
"Bersemangat lah, jika pembunuh ini tertangkap, semua akan baik-baik saja, kau harus berusaha lebih keras, aku akan membantumu," ujar Yoongi menepuk bahu Namjoon, mencoba memberinya kekuatan.
Namjoon mengangguk lemah, kejadian yang menimpanya sekarang memang diluar kendali nya.
Yang bisa Namjoon lakukan sekarang, adalah berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk menangkap pembunuh berantai tersebut.
"Terima kasih detektif Min, aku akan berusaha lebih keras lagi," ujar Namjoon tersenyum tipis, Yoongi tau, senyum itu hanya untuk menipu pribadinya yang tengah kesakitan.
"Lebih baik kita menuju loteng mansion ini, karena dari sana mayat Seulgi Kang ditemukan," usulan Yoongi disetujui Namjoon, keduanya pun menaiki tangga mansion itu menuju loteng.
Untuk seukuran mansion dengan ratusan maid, loteng yang mereka punyai sangatlah kotor dan tidak terawat.
Namjoon dan Yoongi saat naik dan membuka pintu loteng, seketika menutup hidung, aroma tikus mati dan darah yang mengering menyeruak.
Jika di definisikan, ini adalah kandang babi yang terkurung di dalam rumah mewah.
Namjoon dan Yoongi masuk perlahan, karena beberapa lantai kayu telah rapuh dan bisa patah kapan saja.
Lubang tempat mayat Seulgi dijatuhkan kebawah, masih terdapat sisa bekas darah yang mulai mengering.
Namjoon menyalakan cahaya dari tabung yang merangkap dengan ponselnya. Ia kemudian mulai meneliti setiap inci ruangan tersebut dan mulai mencari petunjuk.
Tim forensik yang telah melakukan investigasi kemarin tidak menemukan petunjuk apapun, baik itu sidik jari, helai rambut, maupun seujung kuku. Jadi, Namjoon sendiri yang turun tangan.
"Min kau menemukan sesuatu?" tanya Namjoon.
"Belum, kau?"
"Sama," jawab Namjoon lesu.
Kemudian keduanya kembali hening dan fokus dalam pencariannya, tiba-tiba saja seekor tikus menggigit sepatu Namjoon, karena terkejut, ia jatuh terduduk dan tak sengaja tangannya menggaruk tembok dan menemukan sesuatu.
Tak mempedulikan pantatnya yang terasa kebas, Namjoon segera mengarahkan tabung kearah kertas yang dipegangngnya.
"Ini.. Sebuah surat?" monolog Namjoon, Kemudian ia membuka surat tersebut dan memeriksa isinya.
Betapa terkejutnya Namjoon, kala ia mendapati sebuah lempengan kartu besi bertuliskan 'V' didalamnya.
"Bagaimana bisa?!" ucap Namjoon tak percaya, Yoongi pun segera menghampirinya.
"Kau menemukan sesuatu?" tanya Yoongi.
"Sebuah surat," Yoongi mendengar hal itu pun ikut melihat apa isi surat itu.
Namjoon kemudian mengambil dua buah kertas, yang satu adalah sebuah kertas cokelat usang kosong, dan satunya lagi kertas putih bersih berisi sebuah tulisan.
Namjoon pun seketika melempar kertas cokelat usang itu karena dianggap tidak penting, dan membaca kertas yang satunya.
"Jika kalian menemukan kartu ini, aku akui, kalian cukup pintar menemukan sebuah kartu yang ku tambal di dalam tembok."
Namjoon dan Yoongi serempak menatap kearah tembok, benar saja, tembok berwarna putih kusam itu ditambal menggunakan plester sedemikian rupa, hingga surat itu sama sekali tidak terdeteksi.
"Aku akan memberi kalian teka-teki lagi, kali ini aku akan merubah cara membunuhku, semua ada di kertas satunya."
Yoongi yang membaca itu langsung mengambil kertas yang dibuang Namjoon, tetapi, saat ia kembali membolak-balik kertas itu, ia tidak menemukan apapun.
"Impian setiap anak di waktu kecil adalah pabrik cokelat perusahaan willy wonka.
Tapi semua itu sirna, ternyata, Willy wonka terbunuh oleh pemerah susu karena iri.
Kini tempat itu dikuasai oleh si pemerah susu yang serakah, untuk masuk kedalam sama diperlukan sebuah tiket dengan persaingan ketat untuk menjelajahinya.
Namun, hari ini bukan hanya anak-anak, anak remaja pun pun bisa masuk, tetapi, jika kau sudah dewasa, maka ia akan menolakmu mentah-mentah.
Ku beri tahu kapan waktunya, tepat, saat Willy wonka mendirikan perusahaannya.
Selamat bekerja para tikus-tikus pemerintah ^_^
-V-
Beberapa saat otak mereka blank, mereka benar-benar tidak mengerti apa maksud surat ini.
"Min kau mendapatkan sesuatu?" tanya Namjoon.
"Tidak, ini lebih rumit,"
"Kapan.. Kapan semua masalah ini akan berakhir?" ujar Namjoon lesu.
***
Aelita bermimpi buruk.
Sudah sebuah kebiasaan jika ia mengalami hal buruk atau melihat sesuatu yang sadis, ia akan bermimpi.
Kali ini, mimpi itu terlihat semakin nyata.
Ia melihat dua pria dengan topeng Scream, membunuh seluruh keluarganya dan teman-temannya.
Dalam mimpinya Aelita terkurung di dalam penjara besi, menatap seluruh keluarga dan temannya terbunuh satu persatu.
Yang membuatnya semakin takut adalah, Eunha kawan dekatnya ikut menyiksa seluruh keluarganya bersama kedua pria itu.
Aelita mengatur napasnya perlahan, hingga tubuhnya rileks dan pikirannya menjadi tenang.
Mayat Seulgi yang terjatuh diatas kue pernikahan Kak Hoseok masih membekas dalam ingatannya, apalagi kepala yang terbelah dua itu.
Hiii.. Seram. Setelah kejadian itu, Aelita tidak bernafsu untuk makan, perutnya selalu bergejolak dan memuntahkan semuanya tanpa sisa.
Hingga sekarang, makanan yang disiapkan maid untuknya tidak tersentuh sama sekali, kedua orang tuanya pun sama, ini adalah pertama kali untuk mereka.
Jujur saja Aelita paling khawatir pada ibunya, mengingat ia memiliki phobia dengan pada darah.
Jiwa Aelita sudah tenang sekarang, ia mencoba untuk melupakan pembunuhan Kang Seulgi dan mimpi buruknya. Dengan langkah ringan, ia menuju kearah kamar mandi.
Tak lama kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan memakai pakaiannya diluar, tak peduli jika ia mandi di tengah hari akan merusak kesehatan, baginya mandi di malam hari itu menyegarkan.
"Nona Shin, kau mau menggodaku?"
Kedua mata Aelita membelalak, di kamarnya, ada seseorang?
Aelita yang tak berpikir panjang, segera melemparkan lampu tidur diatas nakas kearah suara itu berasal.
"Wah, kau cukup hebat melempar musuh tanpa melihatnya," puji orang itu, Aelita merasa tak asing dengan suaranya, ia pun perlahan berbalik melihat siapa yang berada di dalam kamarnya.
"Ki-Kim Taehyung?" ungkap Aelita tak percaya, Taehyung yang di tanggapi seperti itu menaik turunkan alisnya layaknya om-om pedofil.
"Merindukanku, sayang?"
"Apa yang kau lakukan didalam kamarku?! Kau penguntit ya!" tuduh Aelita.
Taehyung terkekeh, kemudian melemparkan bra milik Aelita kearah gadis itu dan ditangkap dengan baik olehnya.
"Pakai bajumu dengan benar, aku bukan pria yang tahan nafsu, kau tau," goda Taehyung, Aelita pun segera mengambil bajunya dan berganti di dalam kamar mandi.
Taehyung tertawa terbahak-bahak akan tingkah lucu Aelita yang malu-malu.
Tak lama kemudian Aelita keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, sedangkan Taehyung tengah berbaring diatas ranjang queen size milik Aelita, sembari bermain tabung ponselnya.
"Hey apa yang kau lakukan?!" teriak Aelita segera merebut tabung ponselnya dari tangan Taehyung, sang empu yang diteriaki mengendik bahu, tak peduli.
"Aku ingin memeriksa ponsel gadis ku, apa aku salah?" tanya Taehyung dengan wajah polos ala bayinya.
Ah.. Aelita lemah dengan hal imut seperti ini.
"Tetap saja, itu melanggar privasi tau!" bentak Aelita kesal, kentara ia sangat marah sekarang, namun, di mata Taehyung ia semakin cantik dengan ekspresi itu.
"Sepertinya aku benar-benar tertarik padamu," ujar Taehyung.
"Jangan menggombal, itu tak mempan untukku, walau kau tampan, menguntit seperti ini melanggar hukum, dan kau bisa di penjara selama 5 tahun," ceramah Aelita, Taehyung mengerutkan dahinya, gadis yang sangat aneh, pikirnya.
Jika seluruh gadis di korea selatan menggilainya, Aelita malah mengusirnya, ia tidak salah pilih rupanya.
"Kau tidak terpesona sama sekali padaku?" tanya Taehyung percaya diri seraya melakukan pose erotis dengan membuka dua kancing teratasnhs seraya menyisir rambut ke belakang.
"Tidak," jawab Aelita dengan wajah datar.
Padahal dalam hati ia menjerit seperti orang gila, memuji betapa panas dan tampan nya seorang Kim Taehyung, gengsi Aelita lebih tinggi, bung.
"Yah.. Aku sakit hati," ucap Taehyung dengan bibir yang mencebik, Aelita ingin sekali mencubit pipi imut itu.
"Kenapa kau kemari?" Aelita tidak akan goyah, ini tidak baik untuk jantung dan keselamatan dirinya, siapa tau jika Si Kim Tampan Taehyung berniat yang aneh-aneh terhadapnya.
"Kau ingat saat di pernikahan Tuan Jung tempo hari?" ujar Taehyung, Aelita mengangguk, "aku sudah bilang bukan, aku akan mengajak mu diam-diam karena aku tertarik padamu,"
"Jadi?" tanya Aelita, tidak mungkin bukan jika saat keduanya pertama kali bertemu langsung menunjukkan ketertarikan, love at first sight itu hanya takhayul.
"Ayo pergi," ajak Taehyung.
"Eh.. kau gila?! Ini tengah malam, bagaimana jika ada pemberontak?" ucap Aelita.
"Aku akan melindungi mu, tenang saja, aku jago beladiri,"
"Pergilah, atau aku akan lapor polisi, dan kemudian besok akan ada berita, musisi pria Korea Selatan nomor 1 tengah menguntit seorang gadis di dalam kamarnya," sindir Aelita.
Taehyung yang mendapat respon seperti itu pun mendengus, ternyata gadis pilihannya cukup susah jika ditakhlukkan hanya dengan ketampanan.
"Iya-iya aku akan pergi," ujar Taehyung tak ikhlas seraya menghentakkan kakinya menuju kearah jendela, seperti anak kecil.
Aelita pun mengikutinya, Taehyung masih bertahan di balkon kamar Aelita, ia tidak ikhlas meninggalkan gadis itu.
"Nona Shin, bolehkah aku memanggilmu Aelita, agar kita akrab?" tanya Taehyung. Aelita menggodanya dengan mengetuk dagu seolah berpikir keras, kemudian ia menjawab, "Kalau tidak boleh bagaimana?"
"Nanti aku sakit hati, apa kau tega denganku?" ucap Taehyung dengan nada imut yang dibuat-buat, Aelita bukan merasa gemas, ia malah merasa geli akan tingkah pria itu.
"Iya-iya, kau boleh memanggil namaku saja," ucap Aelita.
"Lalu, panggil aku Oppa, ya?"
"Heh.. Kita ini seumuran," protes Aelita.
"Tapi kau nampak lebih muda dariku, panggil aku oppa, ne?"
"Tidak akan! Pulanglah, atau aku akan melaporkanmu sekarang," ancam Aelita.
"Iya-iya aku pulang," ia menurut pada akhirnya, tapi sebelum ia turu dari balkon, dengan cepat ia mengambil kesempatan mencium pipi Aelita dan turun menggunakan tali.
Aelita yang mendapatkan serangan mendadak seperti itu seketika membeku, ini benar-benar nyata, Kim Taehyung benar-benar menciumnya.
Dari kejauhan Taehyung melambai kearah Aelita dan berteriak, "Aku akan datang lagi besok! Sampai bertemu lagi!"
Wajah Aelita, sangat panas sekarang, gabungan Kim Taehyung serta godaan nya adalah sesuatu yang mendebarkan.
Aelita, tak sabar menunggu datangnya esok hari.
~TBC~