Kemarahan Audrey kepada Mademoiselle Edeva bukanlah tanpa sebab. Ini merupakan tentang penindasan yang melekat ke dalam dirinya!
"Jaga bicaramu, Audrey! Kamu hanyalah maid rendahan yang tak boleh bicara kepadaku seenakmu sendiri!" seru Mademoiselle Edeva.
Audrey langsung membuang mukaku ke luar jendela. Tak ingin memperpanjang masalah bersama dengan orang sombong nan menyebalkan.
Beberapa waktu berlalu ditelan keheningan. Baik Audrey maupun Mademoiselle Edeva tak mau membuka suara satu dengan lainnya.
Hingga akhirnya, kereta kencana mereka tiba di pasar.
Dengan sigap tanpa menunggu Mademoiselle Edeva, gadis itu turun sendirian. Hiruk pikuk pasar begitu nyata di hadapannya. Orang-orang yang menawar, membeli barang banyak-banyak, serta anak kecil yang bersama dengan ibunya berjalan-jalan mengelilingi pasar.