Ketika malam Semakin larut, aku memilih untuk masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuh yang sangat lemas ke arah tempat tidur. aku memeluk guling dengan begitu erat, perlahan-lahan aku memejamkan matanya dan memilih untuk membayangkan Steve.
Walaupun aku tau, semua hal itu adalah kebodohan yang begitu besar. Mataku kembali terbuka, lalu di depannya. Guling itu berubah jadi wajah suamiku, ada senyum getir ketika wajah yang Aku rindukan saat ini telah tersenyum dengan sangat indah.
"Maaf.." Kataku dengan suara pelan.
"Kenapa?." Kata Steve dengan wajahnya yang bingung.
"Maaf dan terimakasih." Kataku lagi.
"Untuk apa? Jangan mengatakan hal yang tidak perlu." lelaki itu sudah Tersenyum dan mencium keningku. walaupun dia merasakan kesakitan yang mendalam, tapi dia berusaha menahan semua ini demi aku.