Aku gemetar resah, ketika semua khayalan yang di ciptakan oleh Muticus membuatku kebingungan. kenapa dia melakukan hal seperti tadi? kenapa harus khayalan saat kami bercinta? apakah itu bisa di sebut percintaan?
Entahlah, sejatinya Aku tidak mau dia melakukan hal itu. apalagi menyimpan hal buruk pada memory otakku..
"Masa depan yang konyol! kenapa kau melakukan hal seperti itu?." Tanyaku yang langsung menjauh darinya.
"agar kau tau bagaimana jika kita bersama-sama, mungkin setiap hari kita akan melakukan hal-hal manis yang luar biasa." ujar Muticus sambil memberikan senyum sinis.