"Steve? kau sudah pulang? tadi.. itu dia Vino, salah satu pelayan di rumah ini. maaf, karena dia datang malam-malam begini." Kataku sedikit Gugup, aku berjalan ke arahnya dan mencoba untuk memeluknya. namun suamiku itu Langsung menghindar dengan cepat, dia terlihat tidak mau aku sentuh sama sekali.
"Steve?." Kataku sedikit kecewa, karena sikapnya yang berubah dingin lagi.
"Aku ingin memberikan ini padamu, selamat atas kehamilan yang sedang kau Rasakan. Tapi aku bingung, apakah itu anakku?." Satu pertanyaan dari Steve membuatku membuka mata dengan lebar. aku sudah menarik nafas dalam-dalam karena merasa sedikit tersinggung.
"Really? kau mempertanyakan apakah ini anakmu? apakah kita perlu mengetesnya sendiri? aku tidak takut melakukan Tes DNA atas anak ini! Jangan menguji kesabaranku, kau punya batas atas diriku!." Ucapku dengan intonasi yang sedikit di tekan, aku menahan amarah. Ya, karena aku sedikit tersinggung dengan ucapan suami sialan di depanku ini.