Chereads / Dungeon Hero: Who Become A Bahamut / Chapter 4 - Akademi Sihir dan Saint 3

Chapter 4 - Akademi Sihir dan Saint 3

Setelah selesai mandi, aku segera menuju kafetaria, di kafetaria banyak orang yang sedang mengambil sarapan, dan berbaris untuk mengambil minuman mereka, saat aku ingin masuk kedalam barisan untuk mengambil makanan, Gabriel, Alan Dan Yuri memanggilku

"Gill!! Oyy disini, aku sudah mengambilkannya untuk mu, aku juga sudah mengambilkan minuman favorit mu" kata Alan

Mendengar panggilan Alan, aku segera keluar dari barisan dan menuju meja yang mereka tempati, disana ada sebuah nampan perak dengan makanan diatasnya, lalu di sebelahnya ada sebuah gelas dengan isi teh oolong dingin, melihat itu, aku tersenyum dan berkata

"Terima kasih" kataku

"Ohh, pangeran kita menangis hanya karena aku mengambilkan makanannya" kata Alan mengejekku

"Alan diam lah, kita sedang di kafetaria, kamu jangan berisik, atau aku bakar lidahmu" kata Yuri

"Heh? kamu ingin membakar lidahku? sedangkan kamu adalah penyihir Angin, bagaimana kamu bisa membakar lidahku" kata Alan

"Ohh, kau mau merasakan sihir apiku?" kata Yuri

"Hei, kalian berdua tenang lah, kalian hanya membuat keributan di kafetaria saja, diam dan makan makanan kalian" kata Gabriel

Aku tersenyum melihat mereka, sungguh aku senang bisa bertemu dengan mereka disini, aku bersyukur

"Baik, ayo makan, nanti makanan ku dingin" kataku

"Heh, kamu benar" kata Alan

Kami makan makanan malam kami dan saat makanan telah habis, kami berbincang-bincang sebentar dan kembali ke kamar,

didalam kamar aku segera tidur karena aku sudah cukup lelah.

***

Keesokan harinya, aku masuk ke dalam kelas dan latihan telah dimulai kembali, jadi aku segera mengganti seragamku dengan baju olah raga dan menuju lapangan nomor 1

"Gilbert, kamu sudah merasa lebih baik?" kata bu Marina

"Iya bu, saya sudah lebih baik" kataku

"Baik, jika begitu, segera ambil pedang, dan jangan terlalu terbawa emosi" kata pak Garret

"Baik pak" kataku

Aku mengambil pedang kayu dan mulai mengayunkan dengan 70% kekuatanku.

Kami terus mengayunkan pedang kami dari jam 1 siang sampai 18 Sore, dan kembali ke asrama, lalu makan di kafetaria, dan istirahat.

Kami terus melakukan pelatihan seperti itu selama seminggu penuh, dan di hari terakhir kami melakukan pelatihan, Pak Garret datang dengan sebuah batu berwarna biru.

"Kalian semua, kumpul!" kata Pak Garret

Kami semua berkumpul didepan pak Garret, dari Kelas Penjelajah sampai kelas Pembantu, semuanya berkumpul di depan pak Garret, dan saat semua orang sudah berdiri rapi Pak Cole dan Bu Marina membagikan batu berwarna biru kepada kami.

Saat semua siswa sudah menerima batu biru itu pak Garret berkata

"Ini adalah Batu Status, Batu ini berfungsi untuk menampilkan Status kalian dalam bentuk angka yang akan membuat kalian mudah mengerti" Kata pak Garret

"Cara penggunaan batu ini cukup mudah, kalian hanya perlu meletakkan tangan kalian diatas batu ini, dan Status kalian akan terlihat" Kata bu Marina

Mendengar itu, kami semua segera meletakkan tangan kami, dan Kami Langsung bisa melihat hasilnya saat itu juga

[Informasi Status]

Nama: Alexander Gilbert

Kelas: Pendekar Pedang/Penyihir

Level: 19

STR: 152

VIT: 129

AGI: 126

INT: 162

DEX: 135

Melihat Status itu, aku tidak paham, apa Statusku tinggi atau tidak, tapi saat murid lain mulai memamerkan status mereka, Alan segera mengambil Batuku dan melihat tulisan itu

"Hei! Gil, kenapa Kelas kamu sudah terisi? Bukan hanya terisi, bahkan kamu memiliki 2 kelas dan lihat Status ini, Mereka adalah 3 digit dalam artian sesungguhnya, apa yang kamu perbuat sehingga memiliki status seperti ini" Kata alan terkejut

"Tidak, aku juga tidak mengerti, aku hanya melakukan pelatihan apa yang kita lakukan seminggu lalu" kataku

Mendengar perkataan Alan, Gabriel, dan Yuri juga ikut melihat batuku mereka juga terkejut, dan saat itu juga banyak siswa yang mulai mendekat dan saling mendorong untuk melihat statusku, tapi itu semua dihentikan oleh Pak Garret, dan saat melihat Status ku, pak Garret sedikit menaikkan alisnya karena terkejut, dan menekan suatu tombol dari jamnya dan mengembalikan Batuku lalu berkata

"Jangan sampai batu itu hilang, jika batu itu hilang, kamu harus mengeluarkan 100 Eurodollar untuk membeli itu" kata Pak Garret

Mendengar itu, semua siswa mulai memeluk batu biru mereka dengan hati hati, dan tidak melakukan sesuatu yang dapat membuat batu itu rusak,

Melihat kehati-hatian mereka, pak Garret tersenyum dan berkata,

Mulai besok kalian diperbolehkan untuk berburu di luar tembok, tapi jangan masuk kedalam dungeon karena kalian belum cukup terampil untuk berburu didalam dungeon, dan juga hasil buruan kalian bisa kalian jual di Serikat pemburu, dan kalian dapat menghasilkan uang dari sana untuk jajan kalian saat kalian mendapatkan hari libur." kata pak Garret

"Dan setelah kalian berburu selama 1 minggu, kalian juga akan dapat keluar dari akademi saat sedang libur di hari sabtu dan minggu, jadi berusaha untuk mencari uang dengan baik, selama seminggu dan kalian dapat bersenang-senang di kemudian harinya" kata bu Marina

"Untuk para Pencari harta, kalian harus lebih berkonsentrasi dalam latihan kalian mulai besok, karena kemampuan untuk mendeteksi musuh kalian akan berguna dalam perburuan besok, apa kalian paham?" kata pak Cole

"Ya pak, kami paham" kata mereka

Mendengar jawaban mereka, para guru tersenyum dan meninggalkan kami semua, dan kami semua juga meninggalkan lapangan dam kembali ke Asrama, dikamar aku akan berlatih sedikit lagi sampai bell makan malam berbunyi.

***

Setelah berlatih, dan makan malam aku kembali ke kamar, aku ingin tidur tapi tubuhku terasa tidak lelah, jadi aku putuskan untuk berlatih sampai tubuhku lelah, latihan ku yang berawal dari 40% dari seluruh kekuatanku, sekarang telah meningkat menjadi 65% dari seluruh kekuatanku, tapi anehnya aku tidak merasa lelah, dan ayunan ku terasa sedikit berat setiap kali aku mengayunkan pedangku.

3 jam aku berlatih, tenagaku tidak juga berkurang, dan aku merasa lantai dimana aku menginjak sudah sedikit retak, melihat retakan kecil muncul, aku memutuskan untuk menyelinap keluar dari Asrama dan menuju lapangan latihan dimalam hari, besok adalah hari libur, jadi walau aku tidak istirahat itu tidak akan mengacaukan jadwalku.

Aku berhasil keluar dari Asrama dan segera menuju lapangan, didalam lapangan aku segera mengambil pedang kayu dan mulai mengayunkan pedangku, dalam ayunan itu aku merasa 65% dari seluruh kekuatanku tidak membuat diriku lelah lagi, jadi aku mencoba meningkatkan kekuatan sampai 90% di 90% kekuatanku, ada sedikit ledakan udara saat pedangku hampir mencapai lantai, aku terus berlatih sehingga aku tidak sadar, aku terus mengayunkan pedang kayu dan sampai dimana tanganku mulai terasa sakit kembali, aku mengambil jeda istirahat dan setelah istirahat aku mulai mengayunkan pedangku lagi, terus mengayunkan pedang, hingga pagi hari tiba, saat melihat matahari mulai muncul, aku panik dan segera menaruh pedang kayu ditempatnya dan segera meninggalkan lapangan lalu kembali ke kamarku, tapi ada yang tidak aku sadari bahwa ada sosok memerhatikan diriku dari Asrama para guru.