Chereads / LOVE MASK / Chapter 7 - MENJUAL KESUCIAN

Chapter 7 - MENJUAL KESUCIAN

Setelah beberapa meter mengendarai mobilnya, Raiden mengajak Leyna berbicara.

"Beritahukan alamat rumahmu Leyna!" pinta Raiden sambil menoleh ke arah Leyna sebentar, lalu kembali fokus menyetir mobilnya.

"Un-untuk apa kau menanyakan alamat rumahku Raiden?" tanya Leyna menatap Raiden, dengan tatapan mata yang kebingungan.

"Ya untuk mengantarkan dirimu pulang Leyna, atau kau lebih suka jika malam hari ini. Kita menginap bersama di sebuah hotel yang mewah, dengan alunan musik yang lembut. Kemudian ...."

"Kau terus saja mengendarai mobil ini Raiden, setelah lampu merah pertama belok kiri. Nanti ada sebuah mini market, kau berhentilah di situ!" jawab Leyna dengan cepat, pada saat mendengar perkataan Raiden tersebut. Leyna sangat tidak menyangka bahwa Raiden saat ini, akan langsung mengantarkan dirinya pulang ke rumah.

"Nampaknya Leyna sudah membuat keputusan, untuk pulang saja ke rumahnya ya? Hehehe, apakah kau tinggal di dalam mini market tersebut Leyna? Sehingga aku harus berhenti di depannya?" tanya Raiden menggoda.

"Tidak Raiden, karena nanti di samping mini market tersebut. Ada sebuah gang kecil, tempat tinggal aku masuk sedikit ke dalam gang tersebut," jawab Leyna menjelaskan, sambil tersenyum gamang.

"Oh, seperti itu. Baiklah kalau begitu!" jawab Raiden sambil tersenyum penuh arti.

Setelah percakapan tersebut, Raiden kembali mengendarai mobil dengan santai. Sambil mengikuti alunan musik lembut, yang di setel pada tape mobilnya.

Beberapa menit kemudian Raiden menghentikan mobilnya, tepat di depan sebuah mini market yang nampaknya sudah tutup.

"Apakah di sini tepat aku harus berhenti Leyna?" tanya Raiden seperti ingin memastikan.

"Iya, kau benar Raiden. Di dalam gang kecil tersebut, ada sebuah kosan di situlah aku tinggal bersama dengan seorang temanku. Yang juga bekerja sebagai Lady escort!" jawab Leyna sedikit menjelaskan.

"Baiklah kalau begitu, ini ada sebuah tip untukmu malam ini!" ujar Raiden sambil menyerah setumpuk uang seratus ribuan, yang entah berapa jumlahnya kepada Leyna.

"Uang tip untuk apa?" tanya Leyna dengan lugunya.

"Uang tip karena kau sudah menemani aku bernyanyi malam hari ini, atau tip tersebut kurang untukmu Leyna? Apakah kau ingin tip yang lebih besar? Kalau begitu kita segera saja mencari sebuah hotel, bagaimana?" tanya Raiden dengan nada suara yang kembali menggoda Leyna.

"Oh-eh, tidak perlu Raiden. Aku rasa tip darimu ini sudah lebih dari cukup, terimakasih banyak ya. Sekarang aku permisi dulu!" pamit Leyna sambil bergegas keluar dari dalam mobil Raiden.

Sebelum Leyna keluar dari dalam mobil, Raiden memanggil dan menarik tangan Leyna dengan cepat.

"Tunggu sebentar Leyna!"

"Iya, ada apa Raiden?" tanya Leyna sambil menghentikan langkah kakinya, kemudian menoleh ke arah Raiden.

"Aku ingin meminta nomor teleponmu, bolehkan?" tanya Raiden sambil tersenyum.

Seketika Leyna menatap wajah Raiden dengan lekat, saat ini dia nampak sangat tampan sekali di mata Leyna.

"Untuk apa Raiden?" tanya Leyna.

"Untuk keperluan apa saja, jika kau tidak keberatan tentunya?" tanya Raiden lagi sambil kembali mengumbar senyuman penuh karisma.

"Oh ya, baiklah!" jawab Leyna akhirnya.

Leyna merasa tidak enak sekali, jika sampai menolak permintaan Raiden tersebut. Karena Raiden malam hari ini, telah memberi banyak uang kepada dirinya. Tetapi dari semua hal tersebut yang paling utama adalah, Raiden menghormatinya sebagai seorang perempuan!

Setelah memberikan nomor teleponnya, Leyna kembali berpamitan kepada Raiden.

"Jika kau tidak memerlukan hal yang lain lagi, aku akan segera turun dari dalam mobilmu ini?" tanya Leyna memastikan.

"Okey, silahkan kau turun dan beristirahat Leyna. Selamat malam dan terimakasih!" jawab Raiden sambil kembali tersenyum menggoda.

Setelah itu Leyna bergegas turun dari dalam mobil, dan berjalan dengan cepat menuju ke tempat kosannya berada. Sementara itu Raiden pun kembali mengendarai mobilnya, sambil tersenyum lega penuh kepuasan.

****

Saat ini kosan nampak sangat sepi sekali, barangkali karena waktu memang sudah memasuki dini hari. Dengan cepat Leyna membuka pintu kosannya tersebut, pada saat di dalam kosannya. Leyna melihat suasana di dalam kosannya tersebut nampak masih kosong, berarti Hanna saat ini belum juga pulang.

Karena tubuhnya yang terasa sangat lelah sekali, Leyna bergegas membersihkan wajahnya lalu berganti pakaian dan langsung tertidur pulas. Sebuah perjalanan hari, yang dirasakan oleh Leyna seperti sebuah mimpi saja layaknya.

Malam ini entah mengapa mimpi Leyna di penuhi oleh, bayangan senyuman seorang Raiden. Tetapi hal tersebut justru membuat hati Leyna diselimuti kebahagiaan, Leyna merasa saat ini dia seakan sudah mengenal Raiden sejak lama. Sebuah perasaan yang sangat aneh bagi Leyna rasanya.

****

Suara adzan subuh berkumandang dengan sangat indahnya, menyatu dengan suara alarm di handphone Leyna. Yang memang disetel Leyna sesuai dengan waktu tertentu, lalu Leyna pun terbangun perlahan.

Padahal saat ini Leyna belum lama terlelap tidur, baru beberapa menit yang lalu. Tetapi karena sebuah kebiasaan dan juga kewajiban yang harus dilaksanakan, maka Leyna terbiasa untuk bangun tepat di waktu seperti sekarang ini.

Dilihatnya Hanna tengah tertidur pulas di samping dirinya, melihat hal tersebut Leyna hanya tersenyum tipis.

Leyna langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke kamar mandi. Untuk segera membersihkan tubuh, kemudian mengambil air wudhu untuk melaksanakan ibadah sholat subuh.

Setelah selesai sholat Leyna langsung berpakaian dan berdandan. Untuk segera bersiap berangkat bekerja, tetapi sebelum dia berangkat Leyna terlebih dahulu memeriksa isi tasnya. Yang semalam belum dilihatnya sama sekali, karena tubuh Leyna terlalu lelah rasanya.

Uang tip dari Raiden langsung menyebul keluar, pada saat Leyna membuka tas kecilnya tersebut. Alangkah terkejutnya Leyna, setelah menghitung jumlah uang tip yang diberikan Raiden kepada dirinya.

"Astaga! Lima juta rupiah? Apakah Raiden tidak salah memberikan uang sebanyak ini, kepada diriku?" gumam Leyna bertanya kepada dirinya sendiri.

Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba saja Hanna sudah duduk di samping dirinya.

"Wow! Banyak sekali uang yang kau peroleh hanya dalam satu malam Leyna?" tanya Hanna nampak sangat terkejut, melihat jumlah uang yang berada di tangan Leyna saat ini.

"Oh iya Hanna!" jawab Leyna gugup, karena merasa bingung harus menjawab apa.

"Apakah kau semalam menerima bookingan seorang tamu Leyna?" tanya Hanna sambil memandang lekat kepada Leyna.

"I-iya Hanna!" jawab Leyna dengan ragu.

"Pantas saja kalau begitu, memang seorang Lady escort yang masih virgin. Harganya masih sangat mahal! Tidak kusangka Leyna, ternyata kau lebih cepat belajar dari pada yang aku kira! Ck ck ck!" seru Hanna berkomentar sambil memandang sinis ke arah Leyna.

"A-apa maksudmu Hanna? Aku semalam memang menerima bookingan tamu. Tapi aku tidak melayaninya seperti pelayanan sepasang suami-istri! Aku tidak menjual kesucian diriku Hanna, jika itu maksud perkataanmu tadi!" ujar Leyna mencoba menjelaskan.

Mendengar penjelasan Leyna tersebut, Hanna memandang Leyna dengan tatapan mata yang tajam. Dia nampak tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Leyna, karena mana mungkin di zaman seperti sekarang ini. Ada seorang lelaki memberikan uang, dalam jumlah yang banyak tanpa pamrih apa pun.