Chereads / LOVE MASK / Chapter 8 - CINTA SANGAT KEPALA SEKOLAH

Chapter 8 - CINTA SANGAT KEPALA SEKOLAH

Leyna merasa sangat tidak nyaman sekali dengan pandangan mata Hanna sahabatnya tersebut, sambil menghela nafas panjang Leyna bertanya kepada Hanna sambil menatap tajam kedua matanya pula.

"Apakah kau tidak mempercayai semua jawaban aku tersebut Hanna? Apakah aku perlu menunjukkan bukti pemeriksaan dari seorang Dokter, yang menunjukkan aku masih perawan?" seru Leyna dengan nada suara yang terdengar sedikit kesal.

Leyna paling tidak suka, jika ada seseorang yang tidak mempercayai dirinya. Karena seorang Leyna sangat menjunjung tinggi, sebuah akhlak kejujuran di dalam kehidupannya.

"Ma-maafkan aku Leyna, bukannya aku tidak mempercayaimu ...."

"Ini, aku ganti uangmu yang kemarin aku pinjam Hanna! Aku pamit untuk jalan kerja ya," ujar Leyna tanpa memperdulikan lagi, apa yang akan disampaikan oleh Hanna dan apa perkiraan Hanna terhadap dirinya. Yang jelas Leyna sangat kecewa sekali dengan Hanna, dia sangat tidak menduga. Bahwa Hanna yang sudah dianggap sahabat dekat baginya, bahkan sudah seperti saudara sendiri memiliki pemikiran seperti itu terhadap dirinya.

Kemudian Leyna segera bergegas mengambil tas kerja miliknya, lalu mengenakan sepatu kemudian berjalan keluar kamar. Hanna hanya bisa menatap tubuh Leyna yang saat ini keluar dari dalam kamar, sambil memandang uang yang diberikan oleh Leyna dengan penuh rasa iri memenuhi perasaannya.

Di depan pintu gerbang kosannya Leyna segera memesan layanan ojek online, untuk mengantarkannya ke sekolah tempatnya bekerja.

Hanya memerlukan waktu kurang lebih selama sepuluh menit, akhirnya ojek online tersebut pun datang. Lalu tanpa menunggu lama, ojek online tersebut langsung mengantarkan Leyna menuju ke tempat tujuannya.

****

Kurang lebih selama 20 menit, akhirnya ojek motor yang dinaiki Leyna tersebut pun berhenti. Persis di depan pintu gerbang sekolah SMA "Bhakti Nusantara", sekolah tempatnya mengajar sejak kurang lebih satu tahun yang lalu.

Setelah membayar ongkos sesuai dengan yang tercatat di aplikasi, Leyna segera berjalan cepat memasuki gedung sekolah tersebut.

Beberapa orang siswa nampak menyambut kedatangannya dengan senyuman ramah, sambil memberi salam dan mencium tangannya.

Leyna sangat bahagia sekali setiap bertemu dengan semua murid-muridnya tersebut, ada sebuah keharuan tersendiri yang menyeruak di dalam hatinya. Apalagi pada saat dirinya di panggil dengan sebutan " Ibu guru" oleh semua muridnya, rasanya ada sebuah kebanggaan yang tidak ternilai, bisa menjadi seorang yang berprofesi pahlawan tanpa tanda jasa.

Pada saat Leyna berjalan menelusuri lorong sekolah, menuju ke arah ruangan guru. Leyna berpapasan dengan Edward, yang baru saja keluar dari ruangannya. Ruangan seorang kepala sekolah!

Edward adalah seorang kepala sekolah yang baru di tempat Leyna bekerja saat ini, Edward merupakan sosok lelaki yang tampan dan masih sangat muda. Banyak anak murid perempuan dan rekan kerja Leyna, yang nampak tertarik dengan ketampanannya tersebut.

Usia Edward saat ini baru saja memasuki 26 tahun, dia bisa menjadi seorang Kepala sekolah karena menggantikan posisi Kakaknya Pak Romedal. Yang merupakan Kepala sekolah terdahulu, yang mengundurkan diri karena terkena penyakit stoke.

Semua pergantian jabatan ini mudah sekali terjadi, karena mengingat pemilik Yayasan sekolah ini adalah orang tua dari Edward sendiri.

Keluarga Edward terkenal sebagai keturunan bangsawan Jawa yang kaya raya, bukan hanya bisnis memiliki sebuah yayasan sekolah. Tetapi juga memiliki beberapa perusahaan lainnya, yang menjadi ladang uang bagi keluarga mereka.

Sejak pertama kali Edward berkenalan dengan Leyna, nampak sekali bahwa dia sangat terpesona terhadap diri Leyna.

Sebuah pandangan mata penuh kehangatan cinta, senantiasa terpancar dari binar matanya setiap memandang kepada Leyna.

"Selamat pagi Leyna! Apa kabarmu?" sapa Edward sambil tersenyum ... mesra.

"Alhamdulillah, kabarku baik Pak Edward," jawab Leyna sambil tersenyum ramah.

Agak risih sebenarnya Leyna jika bertemu dengan Edward, karena sikapnya yang terlalu menampakkan rasa sukanya terhadap Leyna. Apalagi di depan semua rekan kerjanya, makanya hal tersebut kadang dijadikan bercandaan oleh mereka semuanya.

Rekan kerja Leyna sesama guru, seakan ingin menjodohkan Leyna dengan Edward. Hal tersebut sebenarnya sangat mengganggu Leyna, karena entah mengapa dengan berjuta kelebihan dan pesona yang dimiliki oleh seorang Edward, hati Leyna nampak sangat tidak tertarik.

"Sudah beberapa kali aku katakan Leyna, jika hanya kita berdua. Kau tidak perlu memanggilku dengan embel-embel "Bapak" di depan namaku, kau cukup memanggilku dengan "Edward" saja!" ujar Edward seperti sedang mengingatkan sambil tersenyum manis.

"Oh iya, aku ingat mengenai hal tersebut Pak Edward. Tetapi aku hanya membiasakan diri saja, takutnya jika di hadapan teman-teman atau pun siswa. Nanti saya terbiasa memanggil hanya nama saja, terdengar seperti kurang sopan nanti," jawab Leyna memberikan alasannya.

"Padahal aku juga tidak masalah Leyna, jika kau memanggil namaku saja sekali pun itu di depan teman-teman atau siswa," ucap Edward bersikeras.

"Maaf Pak Edward, saya permisi dulu untuk ke ruang guru. Karena saya belum absen saat ini, takutnya kelamaan mengobrol dengan Bapak nanti saya dianggap datang terlambat!" pamit Leyna sambil tersenyum tipis.

"Oh ya, tunggu sebentar Leyna. Aku ada sesuatu untukmu, kau tunggu sebentar ya!" seru Edward sambil bergegas masuk ke dalam ruangannya.

Tidak berapa lama kemudian, Edward kembali keluar sambil membawa tupperware berwarna ungu yang merupakan warna favorit Leyna.

"Aku membawakanmu kue rainbow cake untuk sarapan pagi, ambillah!" ujar Edward sambil menyerahkan tupperware tersebut kepada Leyna.

Dengan perasaan tidak enak, Leyna mengambil tupperware tersebut. Karena apabila menolaknya Leyna takut, jika hal tersebut akan menyinggung perasaan Edward.

"Lain kali kau tidak perlu repot seperti ini Pak Edward!" sahut Leyna.

"Tidak ada yang merepotkan jika untuk dirimu Leyna!" jawab Edward sambil tersenyum menggoda.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu Pak Edward. Oh ya, terimakasih untuk kue rainbow cakenya," pamit Leyna kemudian bergegas melanjutkan perjalanannya menuju ke ruang guru.

****

Ruang guru saat ini nampak masih sepi sekali, hanya Bu Priska yang nampak sedang duduk sambil memberikan penilaian untuk tugas siswa di kelasnya.

"Selamat pagi Bu Priska!" sapa Leyna sambil duduk di kursi dekat meja kerjanya.

"Selamat pagi Bu Leyna!" jawab Bu Priska tanpa menoleh ke arah Leyna.

Melihat sikap Bu Priska yang nampak sangat tidak terlalu memperdulikan dirinya, Leyna hanya bersabar dan tersenyum penuh pengertian.

Leyna sangat menyadari mengapa Bu Priska bersikap demikian terhadap dirinya, dan hal tersebut sudah menjadi rahasia di kalangan rekan kerja mereka. Bu Priska menyimpan rasa spesial kepada Edward, yang ternyata merupakan teman kuliahnya dahulu.

Sedangkan saat ini, seperti yang telah diketahui. Edward sudah jatuh cinta terhadap Leyna, hal tersebut pun sudah menjadi rahasia umum. Makanya apabila ada Leyna, Bu Priska menampakkan sikap kurang bersahabat. Mungkin karena rasa cemburu di dalam hatinya terhadap Leyna saat ini.