Mbak Ayu dan Leyna berjalan memasuki room, dimana Raiden sedang duduk menunggu. Sambil menikmati segelas soft drink dan mendengarkan lagu lembut.
"Selamat malam Mas Raiden, Leyna bilang anda ingin berjumpa dengan saya?" tanya Mbak Ayu dengan ramah, sambil duduk di samping Raiden.
"Iya, benar Mbak Ayu. Saat ini aku ingin mem-booking Leyna, untuk keluar bersamaku malam ini. Jadi tolong seluruh tagihannya serahkan kepadaku, aku akan membayarnya dengan cash. Karena aku ingin segera keluar bersama Leyna, sekarang juga!" pinta Raiden menjelaskan keinginannya.
"Oh tentu saja, tunggu sebentar Mas Raiden!" jawab Mbak Ayu sambil tersenyum mengerti.
Kemudian Mbak Ayu segera keluar dari room tersebut, lalu berjalan menuju kasir yang berada di lobby depan.
"Kau serius ingin mem-booking aku Raiden? Memangnya, kita akan kemana setelah ini?" tanya Leyna, dengan tatapan mata cemas memandang Raiden.
"Hehehee, sebuah pertanyaan yang aneh dari seorang lady escort. Bukankah kau tahu peraturannya Leyna, jika kau sudah aku booking. Maka terserah aku akan membawamu kemana, tanpa bertanya apalagi protes!" jawab Raiden sambil tersenyum mengejek.
"Oh iya, maaf. A-aku kurang faham mengenai hal tersebut, seperti yang aku katakan tadi. Hari ini merupakan pertama kali aku bekerja," jawab Leyna gugup.
"Tenang saja Leyna, aku akan memberikan sebuah tip yang lumayan besar. Karena kau sudah menemani aku malam ini," ucap Raiden lagi, sambil membelai rambut Leyna dengan lembut.
Entah mengapa Leyna seperti mendapatkan sebuah ketenangan, dan kepercayaan terhadap diri Raiden. Lelaki yang baru saja di kenalnya ini. Pada saat memandang matanya, Leyna seperti seakan sudah mengenal Raiden sejak lama sekali.
Tidak berapa lama kemudian, Mbak Ayu kembali sambil membawa secarik kertas. Yang diletakkan, di atas nampan kecil berwarna hitam dengan tepian gold. Kemudian memberikan secarik kertas tersebut kepada Raiden, yang langsung mengambilnya.
Lalu setelah membaca jumlah tagihan yang tertera di kertas kecil tersebut, Raiden segera mengeluarkan sejumlah uang dari dalam dompet hitam miliknya.
"Oh ya Mbak Ayu, ini ada sedikit tip untukmu. Ambillah!" ujar Raiden sambil memberikan, beberapa lembar uang seratus ribuan kepada Mbak Ayu.
Melihat hal tersebut, Mbak Ayu nampak bahagia sekali. Dengan cepat dia segera, mengambil uang tersebut dari tangan Raiden.
"Alhamdulillah, terimkasih Mas Raiden!" seru Mbak Ayu reflek, dengan wajah penuh senyuman.
"Baiklah kalau begitu, saya akan pamit untuk pergi bersama dengan Leyna!" ucap Raiden sambil bergegas bangkit dari tempat duduknya.
"Tunggu sebentar Raiden, aku akan mengambil tas milikku. Yang berada di dalam, ruang ganti Lady escort dulu!" seru Leyna.
"Okey, aku tunggu kau di luar Leyna. Aku membawa mobil Lambo berwarna putih, okey!" kata Raiden sambil tersenyum.
"Okey!" jawab Leyna singkat sambil tersenyum.
Setelah itu Raiden segera berjalan keluar room, meninggalkan Leyna dan juga Mbak Ayu.
"Gila Leyna! Kau sungguh sangat beruntung sekali, di hari pertamamu bekerja. Kau mendapatkan pelanggan yang tampan dan sangat baik sekali. Kau harus memberikan servis yang terbaik Leyna, jangan sampai kau sia-siakan kesempatan luar biasa ini! Kau lihat saja, aku yang tidak menemani saja. Diberikan uang sebesar lima ratus ribu rupiah, bagaimana dengan kau yang menemaninya malam ini!" ujar Mbak Ayu dengan ekpresi wajah, yang nampak bahagia sekali.
Mendengar ucapan Mbak Ayu tersebut, Leyna tidak berkata apapun. Dia hanya langsung berjalan keluar dari dalam room, menuju ke ruangan ganti Lady escort.
Mbak Ayu segera mengikuti langkah kaki Leyna dari belakang, kemudian pada saat tiba di ruangan ganti Lady escort. Leyna segera membuka lokernya, lalu mengambil tas kecil miliknya.
"Mbak Ayu, aku pamit dulu ya!" ucap Leyna sambil tersenyum hambar.
Mbak Ayu dapat merasakan hal tersebut, dia ingat akan dirinya sendiri. Pada saat pertama kali, menjadi seorang Lady escort. Sebuah perasaan bersalah dan dikejar oleh dosa, terus mengikuti hatinya.
Tetapi kebutuhan hidup, beserta dengan segala tuntutannya. Membuat Mbak Ayu, tetap menjalani profesi ini. Mbak Ayu mendekati Leyna, sambil memegang tangannya dengan lembut.
"Aku paham, dengan apa yang kau rasakan saat ini Leyna. Dulu pertama kali aku menjadi seorang Lady escort, aku pun merasakan hal yang sama. Fokus kepada tujuanmu, untuk apa bekerja di sini Leyna. Nanti kau juga akan kuat menghadapi segalanya," pesan Mbak Ayu sambil tersenyum penuh pengertian.
"Iya Mbak, terimakasih!" jawab Leyna sambil kembali tersenyum tipis.
"Ingat Leyna, pembicaraan kita tadi dengan Mas Raiden. Dia hanya ingin ditemani malam ini, bukan untuk mem-booking tidur bersamanya. Jadi jika kau tidak ingin memberikan pelayanan plus tersebut, kau dapat menolaknya dengan lembut. Itu tidak masalah, karena itu adalah sebuah pilihan. Jaga dirimu baik-baik Leyna!" pesan Mbak Ayu dengan lembut.
"Iya Mbak Ayu, terimakasih telah memberitahukan aku tentang segalanya. Tadinya aku pikir ...."
"Sudah sana berangkat! Jangan terlalu banyak berpikir Leyna, karena Mas Raiden sudah menunggumu di luar. Jangan sampai membuat lelaki baik tersebut, jadi marah nanti!" ujar Mbak Ayu mengingatkan.
"Siap Mba Ayu! Aku jalan ya ..." pamit Leyna lagi sambil melambaikan tangannya.
Kemudian Leyna segera berjalan cepat, keluar dari ruang ganti Lady escort tersebut. Mbak Ayu memandang Leyna dengan tatapan penuh kesedihan dan juga rasa rindu yang dalam.
"Leyna! Wajahmu itu, mirip sekali dengan almarhumah adikku Luna. Tidak tega rasanya, melihat dirimu bekerja seperti ini!" desis Mbak Ayu pelan, seakan berbicara dengan dirinya sendiri.
Sementara itu Leyna yang berjalan cepat keluar dari dalam "Edward Vista", langsung berpapasan dengan sebuah mobil putih. Yang memang sudah menunggu dirinya, persis di depan pintu masuk.
Pada saat Leyna sudah berdiri persis di depan pintu keluar, kaca mobil Lambo berwarna putih tersebut langsung terbuka. Nampaklah wajah tampan Raiden, sambil tersenyum dan langsung berbicara kepada Leyna.
"Kau hanya akan berdiri di depan pintu masuk itu saja, untuk menghalangi orang lewat. Atau akan masuk ke dalam mobil milikku ini Leyna?" tanya Raiden sambil tersenyum menggoda.
"Oh iya, tentu saja aku akan masuk ke dalam mobilmu itu Raiden!" jawab Leyna sambil tersenyum malu dan gugup.
Seketika itu juga dengan cepat, Leyna segera berjalan mendekati mobil. Kemudian masuk ke dalamnya, dan duduk di samping Raiden yang mengemudikan mobil tersebut.
Pada saat Leyna sudah duduk di sampingnya, tanpa menunggu lama Raiden segera mengendarai mobil tersebut. Meluncur di jalan raya, membaur dalam gempita malam lalu lintas kota Jakarta.
Leyna memandang keluar dari balik kaca mobil, melihat indahnya pemandangan malam kota Jakarta. Dengan hiasan aneka lampu yang nampak sangat indah, menghiasi semua gedung, yang berada di sepanjang jalan raya ini.
Walaupun sudah cukup lama Leyna tinggal di Jakarta, tetapi sebelumnya Leyna tidak pernah sama sekali keluar. Berkeliling kota Jakarta di malam hari, seperti saat ini. Karena Leyna merasa sangat takut, apalagi mendengar berbagai macam cerita tentang Jakarta sebelumnya.
"Apakah kau suka dengan pemandangan kota Jakarta, di malam hari seperti ini Leyna?" tanya Raiden tiba-tiba, memecahkan keheningan di antara mereka.
"Iya, aku sangat suka. Ternyata kota Jakarta, sangat indah sekali di malam hari Raiden!" jawab Leyna tanpa mengalihkan pandangannya, terus menatap keluar jendela mobil.