Luma menarik nafas panjang dalam-dalam, lalu menghelanya perlahan. Alhamdulilah setelah melakukan ritual tersebut, hati Diandra menjadi lebih tenang. Luna berdiri tegak didepan pintu berwarna coklat, dengan ukiran Jepara indah tersebut. Ada papan berukiran cantik, berwarna hitam gold bertuliskan "Direktur Utama" tergantung di depan pintu. Perlahan namun pasti, tangan Luna mengetuk pintu ruangan. Walau pun sebenarnya tidak ingin, tapi harus karena Satria adalah atasan dirinya bekerja sekarang. Saat ini Satria meminta dirinya, untuk bertemu rasanya tidak mungkin di tolak bukan?
Tok ... tok ... tok!
"Permisi..." seru Luna singkat.
Sungguh saat ini Luna berharap, di dalam ruangan itu tidak ada orangnya. Tapi harapan yang sia-sia bukan, karena jelas ada Satria di dalam. Tanpa menunggu lama, terdengar suara sahutan dari dalam ruangan.
"Masuk saja Luna!" Jawab Satria dari dalam.