"Kak Lio,"ujar Olla ragu-ragu.
"Hem, sebentar lagi ...,"jawab Lio masih memejamkan matanya,hingga sesaat kemudian ia membuka matanya dan berbalik menatap istrinya lekat.
Lio sedikit mengerutkan alisnya, mencoba mengingat apa yang ia dengar tadi, mungkin ia salah tapi ia mendengar jika istrinya memanggil namanya, bukan nama Leo. Ia tak mungkin salah, pendengarannya cukup terlatih. Atau memang telah berkurang, buktinya ia yang sekarang sering sekali tidur nyenyak sejak menikahi gadis berisik bernama Violla Amora Rajasa.
"A-ayo bangun,"ujar Olla gugup, ia tahu jika tadi pria yang ia bangunkan menyadari panggilannya, tapi ia benar-benar belum siap mendengar kenyataanya, kenapa sampai Lio yang menikahinya, bukan Leo. Hanya satu harapan Olla, Leo baik-baik saja saat ini di manapun pria itu berada.
Olla berniat beranjak sebelum tangan Lio menahan pergelangan tangannya membuat gadis itu tiba-tiba merasa gugup.