Maxi mengerutkan keningnya melihat Joana terdiam duduk di depannya. Wanita itu juga memeluk perutnya membuat Maxi penasaran.
"Max, aku ...," ujar Joana. Wanita itu masih ragu untuk mengatakan kehamilannya, pikirannya ingin sekali tak mengatakan hal itu, tapi hatinya justru merasa ingin sekali di perhatikan oleh pria itu.
"Aku," ujar Joana masih ragu.
"Kenapa, apa kau lapar?" tanya Maxi.
"Apa? Ah ya em aku lapar."
Maxi pun mengangguk mengerti. "Ya sudah, tunggu di sini ... biasanya nyonya Dara masih menyimpan makanan di dapur." Setelah mengatakan itu Maxi pun pergi meninggalkan Joana.
"Max," lirih Joana, wanita itu hanya bisa menatap kepergian Maxi pasrah. Sudahlah, biarkan saja Maxi berpikir bahwa dirinya kelaparan, lagi pula dia memang lapar, begitu pikir Joana.
Lalu Joana melihat ke kamar Maxi, ia pun memberanikan diri masuk ke dalam kamar itu. "Rapi juga," gumam Joana saat melihat kamar yang rapi untuk ukuran kamar seorang pria.