Lio duduk seorang diri di dekat lapangan tembak dalam markas DGS itu. Pria itu sungguh menyesali dirinya yang belum sempat membalaskan dendam atas segala perbuatan Tomas terhadap istrinya. Olla masih menahan sakit hingga kini dan pelakunya justru mati dengan begitu mudahnya, rasanya ingin sekali tak terima. Andai bisa, ia ingin menghidupkan kembali pria itu dan membunuhnya secara perlahan, rasanya ia tak terima jika Tomas mati begitu saja, hanya dipukuli sedikit oleh papi Adam sakit dan mati.
Sangat disayangkan, namun sesaat kemudian sebuah pikiran muncul di benak Lio. Dia tahu siapa Tomas, dia termasuk pria yang rutin mengecek kondisi kesehatannya dan melihat dari bekas pukulan papi Adam, rasanya tak mungkin jika hal itu menyebabkan penyempitan pada pembuluh jantungnya.
"Atau ... mungkinkah jika Tomas bunuh diri," gumam Lio, tidak tiba-tiba ia teringat tentang angka 70 yang dikatakan oleh Maxi.
"Joana ...," gumam Lio.