"Kopi?" tanya Olla.
Lio pun mengerutkan keningnya. "Iya, tadi Mia memberikan aku kopi, katanya-" tanya Lio mulai curiga.
"Ah, Iya soalnya Olla em, aku lihat Kak Lio nguap tadi, cuma Olla." Olla yang sedang berusaha merubah cara bicaranya pun memejamkan matanya, ternyata cukup sulit merubah sebuah kebiasaan.
"Olla saja sayang, aku menyukainya," ujar Lio sambil menarik istrinya ke dalam pelukannya.
"Em Kak," ujar Olla gugup.
"Sebut dirimu dengan Olla, seperti biasanya, aku menyukainya, tak perlu kamu menjadi pribadi yang lain," bisik Lio.
Ragu-ragu Olla pun mengangguk kepalanya, dia sangat gugup karena Lio terus saja membelai punggungnya. "Em Kak, Olla masih nifas."
"Aku tau," jawab Lio.
"Ka-kalau begitu, jangan seperti ini."
Lio pun menggelengkan kepalanya. "Aku tau batasannya sayang," ujar Lio.
Kemudian pria itu mencium bibir istrinya dengan lembut, dan Olla hanya bisa memejamkan matanya menikmati ciuman Lio yang selalu terasa dingin di awal, namun hangat kemudian.
