Chereads / Hutan Suci Anggrek Hitam / Chapter 3 - Mencuri Ramuan Sang Dukun Sakti.

Chapter 3 - Mencuri Ramuan Sang Dukun Sakti.

tak lama Ia pun bergegas langsung menuju perbukitan Ia melompat dari sisi ke sisi dengan ilmu sihir yang telah Ia pelajari dari gurunya, sebagai seorang calon pemimpin di dalam suku hutan Suci anggrek hitam ini mudah sekali baginya untuk melintas di antara hutan hutan lebat ini, dan langsung menuju perbukitan yang sangat jauh dari sungai, apalagi jauh dari rumahnya sendiri, sementara sang Adik kini berada di rumah dukun sakti.

" Putra kedua kepala suku kakakmu telah menitipkan mu pada ku, jadi Berhentilah membuat onar...!!" Ucap Sang Dukun sakti, ternyata Ia pun sedang kerepotan membuat ramuan herbal untuk penduduk suku hutan Suci anggrek hitam, di musim penghujan penyakit seperti flu, dan demam sudah biasa ia buat ramuan itu.

"Baik Paman Dukun, Aku hanya ingin melihat-lihat saja Apakah ini semua ramuan mu? tanya Badai, yang rasa keingintahuan yang sangat tinggi.

"Tentu saja itu adalah ramuan yang kau ciptakan untuk mengobati para penduduk sungguh anggrek hitam ini, dan aku peringatkan badai Jangan pernah kau mencampurkan anggrek hitam dengan seluruh ramuan-ramuan ku ini..! aku tidak tahu apa jadinya nanti..? bunga itu memiliki daya magis yang sangat tinggi "peringatan dukun sakti ini.

" jadi maksud Paman Dukun, kalau aku mencampurkan anggrek hitam dengan ramuan-ramuan ciptaannya, akan menjadi sesuatu yang lain..? "benak badai yang semakin penasaran, dan bukan Badai namanya kalau tidak membuat onar bocah ini sangat menyulitkan siapapun kali ini ia ingin mengganggu sang dukun sakti ini Seharusnya ia tidak ditinggalkan di kediaman Sang Dukun.

di dalam kediaman sang dukun ini yang memang terbuat dari kayu kayu seperti rumah orang-orang zaman dulu terbuat dari kayu yang di sihirnya menjadi sebuah bangunan yang layak huni terdapat sebuah lemari bersusun-susun dengan ramuan-ramuan yang ditempatkan dalam wadah wadah botol botol kecil dengan berbagai bentuk seperti membulat dan memanjang serta mengerucut seperti kendi kendi kecil, sang dukun banyak sekali melakukan uji coba atas seluruh ramuannya, sebenarnya keingintahuannya sama besar dengan Badai, ia sangat ingin mengetahui rahasia dibalik kekuatan magis anggrek hitam ini, mengapa super anggrek hitam ini begitu terisolasi..?

Ketika Sang Dukun, Tengah sibuk mengaduk kuali besar yang berisi ramuan-ramuan buatannya ramuan herbal yang diperiksa dari berbagai macam tumbuhan yang didapatnya di hutan anggrek hitam ini termasuk ia meneteskan beberapa sari dari anggrek hitam ini, yang ia dapatkan dengan susah payah, tidak mudah memetik anggrek hitam ini, tidak satu orangpun yang tinggal di hutan Suci anggrek hitam ini dapat memetik bunga magis ini, mereka harus melakukan ritual agar sang bunga sendirilah yang melepaskan diri dan diambil oleh penduduk, mereka berkata itu adalah jelmaan para penjaga hutan ini, mereka akan marah saat penghuni hutan ini tidak meminta izin kepada mereka, yaitu Sang Anggrek Hitam.

kenakalan badai sudah tidak bisa dibendung lagi Iya tidak terlarang keingintahuannya ini membuatnya diam-diam mencuri salah satu botol ramuan yang dibuat oleh sang dukun serta satu kelompok mahkota anggrek hitam yang dimiliki oleh sang pohon Ia memasukkan Anggrek itu ke balik bajunya beserta botol ramuan itu.

sang dukun sakti tidak sadar bila salah satu botol ramuannya, sudah dicuri oleh Badai, ia masih sibuk dengan mengadu ke ramuan yang ia buat untuk membuat obat itu, sang Dukun Tengah memasukkan tanaman-tanaman herbal 1 per 1 ke dalam wadah kuali besar itu.

" putra kedua kepala suku sebaiknya kamu belajar tentang ramuan padaku ini lebih baik daripada kau berpetualangan dan tidak memiliki manfaat apapun, mempelajari ilmu pengobatan sangat diperlukan bagi masyarakat suku anggrek hitam ini penghuni hutan suci ini memerlukan banyak sekali ramuan obat Terkadang mereka mendapatkan suatu penyakit yang sulit disembuhkan juga..!" Ucap Sang Dukun yang menawari Badai agar belajar ilmu pengobatan padanya, sebenarnya sang Dukun Tengah mencari murid untuk menurunkan ilmu pengobatannya.

" Paman Dukun..? fungsi dari ramuan-ramuan itu apa saja..?Apakah bisa mengubah sesuatu seperti yang menjadikan wajah seseorang berubah..?" tanya Badai yang penasaran, sambil mendekati sang dukun ia melihat cara sang pohon mengolah ramuannya di atas kuali yang sangat besar itu terlihat didihan air yang berwarna kecoklatan meletup-letup Ketika sang dukun menaruh daun-daun yang berbeda-beda reaksinya pun akan semakin meletup-letup.

" Tentu saja ada salah satu ramuan yang bisa seperti itu Badai, biasanya para gadis yang mencarinya ketika wajah mereka ditumbuhi oleh jerawat yang banyak, mereka akan memintaku untuk mengobati wajah mereka, hasilnya wajah mereka akan semakin cantik, dan tidak terlihat seperti sebelumnya, wajah mereka akan semakin cantik, hidung mereka akan semakin Mancung, kulit mereka semakin mulus, dan kau tidak akan mengenalinya lagi seperti orang yang sama...!" Jawab Sang Dukun.

" Lalu bagaimana kalau ramuan itu, digunakan pada wajah yang tidak memiliki jerawat seperti wajahku..?" tanya Badai, yang kini berada di sisi sang dukun melihat sembuhkan mengaduk ramuannya di atas kuali sambil bertanya, ada rasa takut ia tidak ingin kulitnya melepuh dan tersiram, oleh cairan yang sedang mendidih dan meletup-letup itu.

" maka wajahmu Akan semakin tampan, dan mereka tidak akan mengenalimu lagi, sebab ketampananmu akan bertambah lagi, kulitmu akan semakin bagus, tapi Sepertinya kau sudah sangat tampan putra kedua kepala suku Ombak..!" Jawab Sang Dukun sakti ini.

" lalu apa lagi yang bisa dilakukan oleh ramuan mu yang lainnya..?" Tanya Badai.

" masih banyak sekali putra kedua kepala suku, sebaiknya kamu mulai belajar Kalau kau ingin mengetahuinya sebab tidak semudah yang kau dengar semuanya ada efek sampingnya maka kamu harus mempelajari efek sampingnya itu, ada yang berakibat buruk, ada juga yang hanya bertahan beberapa waktu, ini seperti sihir di hutan magis ini, sebaiknya kau bersyukur dengan rupamu saat ini yang sudah rupawan..." penjelasan sang dukun sakti atas semua pertanyaan Badai.

" tentu saja paman aku sudah sangat tampan Lihat saja kalau aku dewasa Nanti Kakak Awan pasti kalah tampan denganku..!" ucap Badai, dengan Sombongnya.

" putra kedua kepala suku kau dan kakakmu adalah pemuda pemuda tampan yang ada di hutan suci ini, aku berpesan sebaiknya kamu mempelajari ilmu pengobatan ini, di samping ilmu beladiri dan kesaktian sebagai calon pengganti pimpinan Ombak, sebagai ketua suku di hutan suci ini kelak..!" Ucap Sang Dukun sakti.

" Baiklah Paman akan ku pikirkan itu kalau begitu Apakah aku bisa pulang? Lihatlah hari semakin gelap sepertinya aku ingin pulang dan lapar.." pinta Badai, yang meminta izin untuk pulang berpamitan dengan sang dukun sakti.

" melihat hari semakin gelap apa sebaiknya kau menginap di sini saja? Bukankah kakakmu Awan, menitipkanmu padaku..., biasanya kakakmu akan menjemputmu..? meskipun sudah malam hari..?" tanya Sang Dukun sakti.

" Paman kau Jangan meremehkan ku aku tahu seluruh jalan yang ada di hutan ini Bukankah aku Putra kepala suku sang anggrek hitam akan membimbing jalanku..!" jawab Badai dengan percaya diri, dan akhirnya sang dukun mengijinkannya badai memang putra kedua kepala suku meskipun Iya adalah anak bungsu dari ketua suku Ombak, tapi mereka menganggap bahwa itu adalah putra keduanya, sebab sang kepala suku hanya memiliki dua orang Putra.