~~~••••~~~
Raka melepaskan tangan Mira yang melingkar dengan kasar. Dia sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan perempuan itu yang sudah diluar batas. Memang awalnya salah di yang membiarkan Mira terlalu jauh mengenal laki-laki itu. Namun dia juga tidak mau jika ujungnya harus seperti ini. Seakan Mira sudah terlalu nyaman bergantung pada Raka.
Malam itu seharusnya Raka menelpon Kiya, seharusnya dia bersandar di pundak kekasihnya. Bukan malah datang ke klub malam lalu bertemu Mira dan berakhir dengan perempuan itu yang mengantarkannya pulang. Namun Raka bersyukur karena dia bisa mengendalikan diri dan tidak berakhir di kasur kamar kostnya. Mabuk-mabuk juga Raka tetap memikirkan Kiya dan hati gadis itu.
Sekarang seperti ini lah, Mira sudah tahu tempat kost nya dan bebas keluar masuk kapan saja karena Raka dengan bodoh mengizinkan.
"Mira, please bangun."