~~~••••~~~
Kiya berdiri di gerbang kampusnya, seperti biasa sedang menunggu jemputan dari kakaknya, Bima. Laki-laki itu baru saja pulang dari rumah sakit. Dia sudah mulai di sibukkan dengan kegiatan barunya. Tapi dengan suka rela dia masih mau mengantar jemputnya. Tidak tahu jika nantinya akan seibukapa dan akhirnya Bima mungkin tidak akan bisa mengantarnya lagi, mungkin dia harus belajar naik motor agar bisa mengendarainya sendiri.
Ponsel Kiya tiba-tiba bergetar di tas kecilnya, lalu dia mengambilnya dan melihat layarnya yang menampilkan nama kontak Bima. Lantas Kiya segera menekan tombol answer.
"Hallo, Kiya."
"Udah di mana, Kak?"
"Sorry banget gue nggak bisa jemput."
"Ha? Kenapa kok tiba-tiba gini?"
"Iya ada pasien urgent dan dokter pengganti belum dateng nih telat. Lo pulang naik taksi atau ojek aja, ya?"
Kiya mendengus, "Ya udah, Kak. Bye.
"Eh, muaaaahhhh nya dulu mana?"
"Ogah! Najisin ih."