Kepenatan yang Raka rasakan ternyata bukan hanya di pagi hari saja, namun berlanjut hingga malam menjelang. Ternyata mengurus sebuah perusahaan besar tidak semudah mengurus sebuah cafe miliknya. Segala keputusan yang di ambil harus benar-venar di pikirkan dulu secara masak. Raka juga merasa sangat bersalah karena dirinya ya g terlihat seperti kekanak-kanakan telah memarahi semua karyawan bagian divisi desain, padahal dirinya tau bahwa segala masalah tidak akan selesai jika menggunakan emosi untuk jalan penyelesaiannya.