****
Mira membuka pintu yang tertutup rapat itu, lalu melangkah masuk lalu menutupnya kembali. Hal pertama yang dilihatnya adalah yang terkapar di atas satu-satunya sofa di ruangan tersebut.
Di luar langit gelap, di ruangan ini pun tak ada bedanya. Lampu ruangan dibiarkan mati oleh Raka.
Perempuan itu mendekat ke arah pintu dan menekan saklar hingga ruangan tersebut terang. "Raka, kamu kenapa?"
Raka menghela napas pelan. "Nggak tahu nih kepala aku sakit banget, Ra."
Mira menghampiri Raka dan berjongkok di samping laki-kaki itu. "Terus kita nggak jadi pergi dong?"
"Aku tidur sebentar dulu, ya?"
"Tapi ini ada beberapa barang yang belum kita bawa ke apartemen aku, Rak!"
"Nanti kita lanjutin lagi setelah aku tidur sebentar aja. Oke?"
Mira mengerucutkan bibirnya, sebenarnya sedari tadi dia sudah mengharap-harap akan pergi bersama Raka ke tempat-tempat kekinian untuk para pasangan, dan sekarang rencananya itu hancur lebur.