****
Bima menarik rambutnya frustasi, dia sesekali menghantamkan kepalanya sendiri ke arah tembok rumah sakit. Padahal tadi pagi dia masih bisa melihat senyuman menenangkan milik adiknya, dia masih bisa mendengar suara teriakan dan tawa lucu adik manisnya. Tapi sekarang, semuanya ilang dalam sekejap mata.
Tubuh perempuan itu bersimbah darah dan terbaring lemah di atas meja operasi, dokter di rumah sakit itu sedang berusaha menyelamatkan nyawa Kiya. Sudah beberapa jam mereka berada di dalam sana? Entahlah, Kiya sama sekali tidak menghitungnya, dia hanya terus berusaha mendoakan yang terbaik untuk Kiya.
Tak jau dari ruangan tempat Kiya berada, para dokter di ruangan lain pun tenga berjuang bersama untuk menyelamatkan hidup Raka.
Sungguh lucu, baru beberapa detik yang lalu mereka berbahagia bersama atas membaiknya hubungan mereka dan di detik ini mereka berdua sudah sekarat di atas meja operasi masing-masing secara bersamaan di waktu yang sama.