Dengan air mata yang terus menetes di wajahnya, Fay mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Malah hari begini jalanan memang begitu lenggang, jadi tidak sulit bagi Fay untuk melakukan mobilnya walau dengan kecepatan tinggi. Sikap dan ucapan Richard membuatnya teringat pada sang mantan kekasih. Ia pun semakin menginjak pedal gas mobilnya agar segera sampai di apartemennya. Tak perlu waktu lama ia pun sudah sampai di apartemen miliknya, Fay segera masuk ke kamarnya dan menangis sejadi-jadinya di dalam sana.
"Kenapa semua pria itu sama? Kenapa juga kamu harus mengatakan hal itu Rich. Tidak bisakah kamu bertanya saja padaku tanpa harus mengatakan hal itu? Kenapa juga aku begitu sangat bodohnya harus mau menerimamu begitu saja. Aku pikir kamu berbeda, ternyata kamu sama saja seperti pria sialan itu!" ucap Fay.
Sementara itu, kini Richard sudah keluar dari kamar mandi, ia pun kaget saat mendapati ranjangnya kosong, dan ia juga tidak mendapati Fay di dalam kamarnya.