"Nay, Lo kok mau sih ketemu dan ngobrol sama dia?" protes Gerry. "Lo emang lupa apa yang udah di lakuin sama Lo di masa lalu? Gimana bisa Lo masih bersikap ramah kayak gitu sama dia, jangan bilang kalau Lo itu sebenernya masih suka sama dia?" lanjutnya.
"Enak aja lo, emang gue sebodoh itu apa yang masih bisa mencintai orang yang udah nyakitin gue. Ya enggak lah, gue sama sekali udah gak ada perasaan sama dia, Bang," jawab Kanaya dengan mantap. Padahal dalam hatinya berkata, "Sedikit sih."
"Terus kok kenapa Lo tadi gak marah-marah sama dia, malah biasa-biasa aja?" tanya Gerry lagi.
"Buat apa, Bang? Nanti kalau gue marah-marah, dia pasti mikirnya gue itu belum bisa move on dari dia. Padahal kan amit-amit," Kanaya sedikit bergidik ngeri untuk membuat abangnya percaya.
"Bagus deh kalau gitu, itu baru namanya adik gue yang kuat dan gak lemah sama cinta. Tapi gue rasa dia masih suka deh sama Lo, diliat dari cara dia natal Lo kayaknya dia masih ada rasa," celetuk Gerry.