"Devan, gimana ini?" gumam Kanaya, air matanya juga tiba-tiba saja melompat keluar. Dia sangat sedih melihat kalung yang baru saja di berikan oleh Devan tiba-tiba hancur begitu. Perasaannya juga menjadi sangat tidak enak dan gundah, apalagi saat dia teringat akan kata-kata yang dia ucapkan di café tadi.
"Kalau salah satu di antara kita ngelepasin kalungnya. Itu berarti sebentar lagi kita akan berpisah."
Kata-kata itu begitu terngiang-ngiang di telinganya yang membuat hati Kanaya jadi semakin tidak karuan, Kanaya menggeleng sambil berurai air mata.
"Enggak, aku gak mau pisah sama Devan. Gak mau," kata Kanaya, dia sangat khawatir padahal saat itu Devan masih menjadi miliknya.