"Jangan bilang kalau ternyata Arkan emang ada di sini. Jujur sama gue, selama ini Lo itu ... nyembunyiin sesuatu kan? Hayoloh ngaku, ngaku gak sama gue," tanya Nayla sambil menunjuk ke wajah Reno.
"Hah?! Eng–enggak," Reno yang merasa seperti diserang gelagapan. Apalagi saat Nayla menatapnya tajam dan semakin lama semakin mendekat ke wajahnya, terpaksa Reno pun harus ikut mundru sampai dia mentok ke pintu mobil.
"Jujur sama gue! Jujur!" tegas Nayla. Tanpa sadar ternyata jarak wajahnya dengan wajah Reno tampak semakin dekat.
"Na–nay? Ja–jangan Deket-deket," Reno mencegahnya dengan tangan untuk menyadarkan Nayla.
"Eh," Nayla tampak celingukan, agaknya dia baru sadar kalau dia sudah terlalu dekat dengan wajah Reno. Maka Nayla segera mundur teratur sambil menggaruk tengkuknya dan mengalihkan pandangan ke luar.
"Aduh sial, malu banget gue. Astaga, kenapa malah gak sadar gitu sih makin deket sama Reno. Ah, tapi gue penasaran banget, gimana ini?" gerutu Nayla dalam hati.