Kanaya terbelalak, bola matanya nyaris saja melompat keluar. Mulutnya ikut menganga dengan sempurna. Saking terkejutnya, Kanaya sampai menjatuhkan berkas CV yang di pegangnya, gadis itu mundur perlahan sambil menutup mulut dengan kedua tangan. Perasaan Kanaya menjadi sangat tidak karuan, bahkan ritme jantungnya berpacu dengan cepat.
Laki-laki itu pun tak kalah terkejutnya, terlihat dari netra matanya yang juga terbuka lebar. Bahkan, tangan laki-laki itu terlihat bergetar hebat.
"Kanaya," kata laki-laki itu dengan sangat pelan.
Kanaya menggeleng lemah, dia sungguh tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang sangat tidak dia inginkan. Bahkan, selama bertahun-tahun Kanaya lari dan menghindar dari orang itu, tapi sekarang justru malah takdir yang mempertemukannya kembali.
"Kanaya, Lo kenapa," Kenan segera memegangi bahu Kanaya yang mulai bergetar.
"Eng–enggak, gue … Gue harus ke toilet dulu, Ken," jawab Kanaya, berbohong.