"Nin, jangan-jangan alat tes kehamilannya rusak lagi, Lo udah cek ulang?" tanya Devan.
"Gue bahkan udah cek ke dokter kandungan, Devan," terang Nindy.
Mendengar penjelasan Nindy barusan, semua harapan Devan telah kandas. Awalnya masih ada setitik kecil harapan di dalam hatinya bahwa semua itu bisa saja ada kesalahan. Namun begitu Nindy bilang sudsh cek ke dokter kandungan, di situlah mulut Devan terkunci, dia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Dev, hallo, Devan?" Nindy terus memanggilnya di telepon.
"Dev, gimana ini? Gimana selanjutnya langkah kita? Kalau kayak gini ceritanya, Lo harus nikahin gue, Dev. Secepetnya sebelum janin di dalam kandungan gue makin besar. Lo harus Dateng ke sini sama orang tua Lo," pinta Nindy.
Namun Devan masih bungkam, dia sama sekali tidak tahu harus melakukan apa sekarang? Seluruh persendian Devan terasa lemas, dia sampai jatuh terduduk di atas tempat tidurnya sendiri.