Bunda terus menasihatiku dan memberikan beberapa wejangan. Katanya aku harus sabar, aku harus kuat menerima semua cobaan ini. Karena semua akan indah pada waktunya. Bunda juga bilang tidak usah takut akan takdir Allah karena itu pasti yang terbaik untukku.
Aku hanya bisa mendengarkan dengan seksama karena semua yang Bunda katakan itu sesuai dengan masalah yang sedang aku hadapi. Meskipun maksud Bunda mengatakan itu adalah untuk menyemangati karena Bunda kira aku menangis seperti ini itu gara-gara melihat keadaan Kak Zein. Padahal bukan aku seperti ini karena pernikahan Kak Zein dan Tasya yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu.
Tak beberapa lama kemudian, datanglah dokter Rian yang sejak awal memeriksa keadaan Kak Zein ke ruangan itu.
"Dokter," sapa Ayah.
"Apakah ini adalah keluarga dari dr. Zein?" tanya dr. Rian yang baru saja masuk dari ruangan Kak Zein.
"Iya, dok. Kami keluarganya," jawab Papah.
"Jadi sebenarnya bagaimana kondisi anak saya sekarang, Dok?" tanya Mamah.