Vivi masih melanjutkan menyantap sarapannya sambil melamun. Semalam pun dia sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak karena dia terus memikirkan kata-kata kakaknya kemarin. Di mata Vivi, Nathan adalah laki-laki yang sangat baik, perhatian, dan setia. Walau pun Vivi tidak bisa memungkiri bahwa Nathan adalah orang yang sedikit arogan, tidak mau kalah, dan sedikit buruk attitude nya. Tapi Vivi percaya bahwa dia akan bisa merubah Nathan suatu saat nanti.
Masalah kalung itu pun akan Vivi simpan baik-baik di lemarinya. Anggap saja nama yang terukir di dalam kalung itu adalah namanya bukan nama kakaknya. Sekali pun Nayla sudah memperingatkan Vivi tentang cinta di usia dini, tapi Vivi tetap bersikeras. Dia bahkan tidak bisa menghilangkan nama Nathan dalam hati dan juga pikiran, sama sekali tidak.