Alika keluar dari kamarnya dengan kedua matanya yang sembab, ia baru saja keluar dari kamar setelah jam menunjukkan pukul delapan malam. Kalau saja perutnya tidak berbunyi meminta diisi, pasti Alika tidak akan keluar dari kamar hingga menjelang pagi.
Langkah Alika terhenti saat melihat ke arah ruang tamu yang terlihat seperti kapal pecah, tapi kenapa ia tidak mendengar benda-benda berjatuhan? Tatapan Alika beralih pada Alfie yang tengah tertidur di sofa masih dengan pakaian yang tadi. Raut wajah Alfie ketika tertidur membuat Alika merasa kasihan, namun ia tidak boleh memaafkan Alfie begitu saja.
Merasa perutnya semakin berbunyi, membuat Alika kembali melangkahkan kakinya menuju dapur. Alika langsung berjalan ke meja makan, tepat di atas meja masih tersedia makanan yang tadi ia buatkan untuk Alfie, masih utuh. Dan sepertinya Alfie belum makan.