"Ayah..."
Gadis itu menatap Ayahnya yang terbaring lemah di atas kasur dengan air mata yang sudah bergerumul di kelopak matanya. Alika mengusap punggung tangan Ayahnya dengan lembut juga penuh perasaan. Jujur saja ia paling tidak bisa melihat Ayahnya sakit seperti ini, pahlawannya kini terbaring lemah.
Perlahan mata Wahyu terbuka dan langsung menatap putri gadisnya yang berada di sampingnya dengan sayu. Tangan yang diusap lembut oleh sang putri terulur untuk mengusap pipinya lembut, bibir pria setengah baya itu masih saja melengkung ke atas. Di saat posisinya sedang sakit seperti ini, masih bisa untuk tersenyum.
"Ayah gak apa-apa, gak usah nangis..." Wahyu mengusap air mata yang mengalir membasahi pipi putrinya. "Kalo murid-murid kamu liat, gimana? Terutama si itu tuh, siapa? Roni?"
