Mata bulat itu tak henti menatap kaca jendela di sampingnya kendaraan roda empat dan roda dua tengah berlalu-lalang. Alfie yang berada di samping gadisnya hanya bisa menghela napasnya kasar, ia sangat tidak bisa melihat Alika diam seperti ini.
Sebelah tangannya turun untuk menggapai tangan Alika dan mengusapnya dengan pelan dan penuh kelembutan. "Hei, gak boleh ngelamun!"
"Enggak ngelamun," sahut Alika tanpa mengalihkan tatapannya dari kaca mobil.
"Terus, kenapa diem?"
"Cuma khawatir aja sama Mama." Balasnya singkat.
"Gak perlu khawatir, kan sekarang Ayah kamu sama Davi lagi jagain Mama di sana."
Alika mengangguk saja.
Sesampainya di pekarangan rumahnya, Alika turun dari mobil diikuti Alfie di belakangnya. Di dalam rumah, Alfie langsung duduk di sofa rumah Alika sedangkan gadis itu langsung berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.