Setelah menunggu beberapa saat, inilah yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Pengumuman juara olimpiade akan segera dimulai, jangan tanyakan bagaimana perasaan Alika saat ini. Sudah pasti gadis itu gugup bukan main, sedari tadi yang bisa Rangga lakukan adalah menenangkannya, menggenggam tangan gadis itu dalam diam. Davi yang melihatnya hanya bisa memutar bola matanya malas, dasar modus, batinnya.
Kedatangan salah satu panitia yang membawa mic membuat Alika semakin gugup,
Tes! Tes!
"Wah! Kelihatan gugup-gugup sekali wajahnya," celetuk panitia itu tiba-tiba.
Bagaimana tidak gugup, Pak? Ini penentuan!
"Baiklah, sepertinya kalian sudah tidak sabar untuk mendengarkan siapa yang menjadi juaranya."
Alika berdecak kesal, kenapa bertele-tele? Ia sudah sangat gugup sedari tadi!
Panitia itu mulai melihat kertas yang ia pegang, lalu menatap semua orang yang berada di tribun satu persatu dan kembali menatap kertasnya, terus sampai seperti itu.