Alika sangat senang ketika mendengar Alfie akan segera pulang ke Jakarta, gadis itu memang handal masalah stalking-stalking. Tapi tak perlu diragukan karena itu lah kehebatan seorang perempuan, ahlinya stalking.
"Alfie bentar lagi pulang, yuhuuu!" teriak Alika saat memasuki kelasnya yang sudah ada beberapa teman-temannya.
Mendengar teriakan Alika dengan menyebut nama Alfie bukan hal asing bagi telinga mereka, karena sudah sangat sering. Beberapa di antaranya memutar bola matanya malas, mereka saja yang mendengarkan bosan tapi anehnya Alika tidak merasa bosan sama sekali.
"Bisa gak sehari aja, lo gak nyebut nama si Alfie!" geram Eshan
"Kenapa, sih? lo cemburu?" goda Alika dengan menaik-turunkan kedua alisnya.
Eshan berlagak seperti orang yang akan muntah, "Males banget!"
Alika tertawa keras sehingga membuat teman-temannya menatap Alika khawatir, terutama Angel dan Chika.
Angel memegang kening Alika memastikan suhu tubuhnya normal-normal saja, dan saat di cek memang normal. Alika menatap tangan Angel yang bertengger di atas keningnya lalu menepisnya dengan pelan.
"Ngapain lo, pegang-pegang kening gue?" tanya Alika dengan sisa tawanya
"Gue cuman mastiin kalo lo sehat!" Alika mendelikkan matanya sebal
Sedangkan Chika tertawa melihat interaksi keduanya, hingga ada seseorang yang membuat perhatiannya beralih. Ia menjadi menatap orang yang baru saja memasuki kelasnya dengan tas yang disampirkan di bahu kanannya. Wajahnya semakin hari semakin tampan, begitulah kata yang terucap di benak Chika.
Seakan tersadar dengan apa yang tadi ia pikirkan, dengan cepat Chika mengalihkan tatapannya lagi pada Alika dan Angel yang masih beradu mulut.
"Si Alfie pulang?" tanya Chika berniat melerai keduanya
Alika menatap Chika dengan matanya yang berbinar disertai senyuman yang menghias bibir tipisnya, "Iya, katanya sih besok pulangnya,"
Chika berdecak kagum, "Bisa banget ya, lo dapet info kayak gitu,"
Alika menepuk dadanya berkali-kali, "Gue gitu, lho!" angkuh Alika
"Nyesel gue ngomong kayak gitu barusan!" sinis Chika
Alika terkekeh mendengarnya, ngomong-ngomong tentang Alfie, saat nanti Alfie sudah berada satu kota dengannya alias sama berada di Jakarta, Alika akan berusaha bertemu lagi dengan Alfie. Bagaimana pun caranya, apalagi saat itu Davi menjanjikan akan membawa dirinya bertemu dengan Alfie di Jakarta.
Untuk menagih janjinya pada Davi, Alika bergegas menghampiri Davi yang berada di barisan ujung. Di sana sudah ada Davi dan teman-temannya, siapa lagi jika bukan si playboy Alex dan si ramah Naufal.
Alika duduk di samping Davi yang kebetulan memang kosong, ketiganya menatap Alika heran.
"Selamat pagi, teman-temanku tercinta!" sapa Alika dengan ramah
Alex menyugar rambutnya, "Selamat pagi juga, Alika cantik!"
"Yee, centil, lo!" ujar Naufal dengan mengusap wajah Alex kasar
Davi menaikkan alisnya tanda bertanya 'ada apa'
"Lo ganteng banget, Dav, hari ini."
Davi memutar bola matanya malas, pasti jika Alika sudah memujinya seperti ini pasti ada maunya.
"Davi yang dipuji, kok gue yang deg-degan ya," kata Alex bingung
Tak ada yang menanggapi ucapan Alex, karena Naufal yang sudah malas memilih memainkan game online di ponselnya. Sedangkan Alika fokus merayu Davi dan mengingatkan janji cowok itu sendiri pada saat itu.
"Lo ngerasa ada punya janji gak sama gue?"
Davi berpikir sejenak, "Gak ada deh, kayaknya."
"Serius?" Davi menganggukan kepalanya
Sebenarnya Davi ingat, sangat ingat, tapi Davi akan sedikir menjahili sahabatnya itu. Melihat wajah Alika yang murung membuat dirinya hampir saja menyudahi aksinya ini, tapi ia mencoba menahannya sebisa mungkin.
"Yaudah, deh!" pasrah Alika
Kakinya berjalan meninggalkan Davi yang sudah tertawa puas, Alex dan Naufal mengalihkan tatapannya pada Davi.
"Kenapa, lo?" tanya Naufal yang dijawab gelengan kepala oleh Davi
"Alika!" panggil Davi
Gadis itu menoleh dengan aslinya yang mengerut itu terangkat, "Kenapa?"
Davi menyuruh Alika menghampirinya dengan tangannya yang mengode. Alika menghela napas kasar, lalu dengan malas kakinya kembali menghampiri Davi.
"Gue inget, kok." Ucap Davi begitu Alika sampai di hadapannya
"Serius?!"
"Eh, tapi janji yang mana?" ledek Davi lagi
Seseorang yang duduk di samping meja Davi menyambar, "Jadi cowok gak usah banyak janji!"
Keduanya menoleh ke sumber suara, Alika menatap orang itu dengan heran. Mengapa tiba-tiba dia ikut menyambar antara dirinya dan Davi, itu tidak ada urusannya sama sekali.
"Kenapa, lo?" tanya Davi heran
Orang itu menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap buku tebalnya.
"Aneh banget lo, Rangga!"
Orang yang tadi menyambarnya perbincangan antara Alika dan Davi adalah Rangga.
***
Suasana kantin saat ini sudah sangat sepi, lantaran siswa-siswi sudah kembali memasuki kelasnya masing-masing. Sedangkan kelas Alika, 11 IPA 2 baru saja istirahat karena pak Cecep yang tidak tahu waktu. Saat berjalan menuju kantin, ada guru-guru yang bertanya mengapa keluar dari kelas dan mereka menjawabnya dengan jujur.
"Kesel banget gue sama guru pitak itu!"
Alika menepuk tangan Chika keras, "Kalo dia denger gimana, heh?"
"Tau lo, Chik!" tambah Angel dengan menatap sekeliling, takutnya tiba-tiba saja di kantin sudah ada pak Cecep dengan sorotan matanya yang tajam.
"Gak bakalan ada dia disini!"
Alika dan Angel tidak lagi merespon perkataan Chika, jika terus direspon gadis itu pasti tidak akan habisnya menjelek-jelekkan guru. Tidak boleh ditiru!
"Btw, gue masih penasaran deh. Kenapa gak ada fans lain yang kasih si Alfie rainbow cake?" tanya Angel heran, Alika sudah menceritakan semuanya dari awal ia bertemu dengan Alfie sampai berbincang dan berfoto. Angel juga sudah melihat video yang Chika rekam waktu itu.
Alika mengedikkan bahunya, "Gue juga gak ngerti,"
"Apa jangan-jangan si Alfie modus doang?" Alika menyernitkan dahinya tak mengerti, "maksudnya tuh, dia sengaja buat ngebaperin lo doang!" lanjutnya
"Gak mungkin deh, soalnya waktu itu gue ngobrol sama bundanya di mall, dia bilang kalo gue fans pertama yang kasih dia rainbow cake."
"Dan kalian harus tau satu hal ini," Alika menatap keduanya secara bergantian, "gue disuruh bundanya Alfie manggil dia bunda, dong!" pekiknya dengan nada sombong
"Serius, lo?"
"Ngapain gue bohong, Markonah!"
"Wah, lo udah dapet lampu ijo dari bundanya langsung!" ujar Chika dengan menepuk tangannya disertai gelengan kepalanya tak percaya
"GILA, SIH!" teriak Chika
Alika terkekeh melihatnya, "Tapi inget, awas aja kalo si Alfie bikin lo sakit hati!" kata Chika dengan memperingati
"Gue sama Angel yang bakalan maju buat lawan si Alfie." Ucapan Chika diangguki oleh Angel
"Lo juga gak boleh terlalu berharap sama si Alfie!"
***
Siswa-siswi SMA Suka Bangsa baru saja meninggalkan lingkungan sekolah, bel pulang sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu tapi sekolah sudah sangat sepi. Berbeda dengan Alika, saat ini gadis itu sedang berjalan menyusuri koridor yang sepi bersama seseorang yang berada di sampingnya. Dia Rangga.
Jika saja pak Dedi tidak menyuruh mereka berdua ke ruangannya mungkin ia sudah bertengger manis di motor Davi, menumpang pulang pada cowok itu, motornya sedang berada di bengkel. Terpaksa hari ini ia harus menggunakan ojek online.
"Mau bareng?" tawar Rangga
***