Tak ada pembicaraan berarti, dari semenjak tadi Atta menjemputnya hingga hamparan pantai terlihat begitu indah di pelupuk matanya.
Gadis remajanya sudah tak lagi sama, dia tumbuh menjadi pribadi yang tak pernah tertebak olehnya.
Dia melempar batu, lalu menatap Jennie sesaat, lalu kembali melempar batu.
"Bunda tau? Amarah itu kayak aku lempar batu ini ke tengah laut"
"Maksud kamu?"
"Ya aku lega, tapi gak tau orang yang menerima akibat dari kemarahanku, aku ngelempar batu ini emang cuma ke tengah laut, cuma gak tau batu itu akan pergi sejauh apa, Kakak yang ngasih aku quote itu, tapi aku rasa ada benarnya, toh kalau aku emosi dan mempertahankan emosiku, aku gak akan tau kan seberapa terlukanya orang lain karena kata-kata atau perbuatanku."
Jennie mengangguk, Atta benar untuk apa mendewakan emosi, toh akan merugikan diri sendiri.
"Berat ya Bun?"