London.
Meja makan terisi penuh berbagai makanan, mereka melahapnya dalam diam. Jennie sesekali menatap Atta, sepertinya gadis kecilnya itu sariawan, karena selalu meringis saat makanan masuk ke mulutnya.
"Atta mulutnya kenapa?" Jennie mendekati gadisnya itu.
Atta memperlihatkan jika ada sariawan besar di mulut sang anak, memang kalau yang seperti ini dia akan selalu mengandalkan Jennie untuk tetap membuatnya makan tanpa rasa perih.
"Ayah tolongin obat sariawan yang kotak merah deh Yah" Jennie masih sibuk dengan bibir Atta.
"Gede loh dek sariawannya, makan roti aja mau?"
Atta menggeleng karena perutnya sangat lapar, dan sambel yang Jennie buat terlihat menggoda.
"Pakek ini dulu ya"
Gadis kecilnya itu menggangguk, lalu meletakan tangan Atta di perut Jennie, dan benar saja seakan baterainya terisi penuh, wajah Atta lebih cerah dari sebelumnya.
"Seneng dia Bun, dikasih perut" Albani menggeleng tidak percaya.