"Sen kamu kenapa?"
Nafas gadis itu terdengar berat, tubuhnya bergetar hebat, dia bahkan tidak tau siapapun yang ada di depannya saat ini, dadanya seperti dihimpit benda berat.
Biru panik, dia menggendong Senja menuju sofa rumah gadis itu, menguncang tubuhnya, tidak membiarkan Senja tertidur.
Namun hantaman pada pipinya membuat Biru terpental menjauh dari Senja, Elang ya lelaki itu. Dia dengan cepat memasangkan oksigen fortable kepada Senja, dan memijit pundaknya untuk sedikit membuat Senja lebih rileks.
Setelah memastikan Senja baik-baik saja, Elang kembali memukuli Biru dengan brutal, layaknya kesetanan, dia tak berhenti melakukan itu, Biru juga tidak tinggal diam, dia membalas perbuatan Elang, karena Biru tak terlalu pandai dalam hal ini jadilah dia terkapar lemas, dan membiarkan Elang. Menginjak dadanya.
"Punya nyali gede juga lo kesini" Elang menekan kakinya kuat.
Biru memuntahkan darah dari mulutnya, menatap Elang dengan berbagai permintaan untuk melepaskannya.
