"Kay pelan-pelan ntr lo nyusruk"
Dia mengurungkan niatnya, ya untuk kesekian kalinya dia memilih untuk menjadi pengecut, membiarkan kebenaran menjadi semu, tanpa kejelasan.
Dia memikmati senyuman wanita lain untuk menghilangkan gundahnya, dia cukup tidak punya nyali untuk memperbaiki ini semua.
"Gila ya Bi, Bali gak pernah gagal bikin gue terkesan."
"Hmm"
Memang, karena beberapa tahun lalu, Bali juga menjadi saksi janji yang dia katakan pada Senja, untuk memperjelas hubungan mereka secepat mungkin.
Tapi apa yang dia lakukan sekarang, membuat semuanya menjadi kelam, hanya rasa bersalah yang klasik tanpa ada jalan keluar.
"gue sayang sama lo Bi"
Namun sepertinya laki-laki itu sibuk dengan fikirannya sendiri, tak menanggapi apapun yang Kayla kayakan.
"Bi"
"Huh?"
"Lo ngelamun?"
Kayla mengayunkan kakinya, mencoba membuat inisial namanya dan Biru di pasir putih itu, dia sembari tersenyum kala menyematkan gambar hati di sebelah namanya.
