Senja P. O. V.
Kalau ada yang bertanya kepadaku, apa yang ingin aku ulang?, jawabannya tidak ada. Aku hanya ingin menghilang secepat aku ingin dilupakan.
Perlahan semuanya menghilang, aku melihat betapa munafiknya manusia, aku bersyukur aku diberikan kesempatan untuk keluar dari ragaku dan mengetahui tentang semua orang, melihat siapapun yang yang mampu mengecewakanku dibelakangku.
Tapi aku bersyukur, seleksi alam ini mampu membuatku sadar jika tak semua hal dapat ku percaya, walaupun orang tua ku sendiri.
Yang satu-satunya manusia yang ku percaya saat ini hanyalah Elang, sewaktu aku bangun nanti ingin rasanya aku berterima kasih padanya.
"Maaf Mas, kita mau bersihin pasien dulu"
"Iya, Senja aku keluar dulu ya"
Aku meringis kala melihat air mata itu kembali keluar, aku duduk di sebelahnya, dia tak henti memperhatikan jasadku di dalam ruangan ICU itu, dia menangis, dia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi kepadaku.
"Maafin aku Sen, kamu ngelakuin ini pasti karena aku"